Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Al-Mayadeen: Tatanan Baru Dunia Dibangun dengan Fondasi Kekuatan Iran dan Sekutunya

Al-Mayadeen: Tatanan Baru Dunia Dibangun dengan Fondasi Kekuatan Iran dan Sekutunya

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Ayatullah Ali Khamenei dalam pidato terbarunya bicara soal tiga karakteristik perubahan tatanan baru dunia, yaitu terisolasinya AS, transisi kekuatan ke Asia, dan penyebaran ideologi perlawanan serta perluasan medan-medannya.

Situs al-Mayadeen dalam analisisnya untuk pidato Pemimpin Tertinggi Iran ini menyatakan bahwa pandangan klasik dalam hubungan internasional menyebutkan bahwa di era transisi kekuatan antarbangsa, ada banyak bahaya yang akan berujung kepada krisis dan konflik serius di tatanan internasional.

“Mungkin saat ini kita tengah mengalami dampak-dampak (transisi kekuatan) ini akibat operasi militer Rusia di Ukraina. Dari sini, Ayatullah Khamenei memaparkan barometer-barometer, yang berdasarkan itu terbentuknya tatanan baru dunia bisa dibicarakan”, tulis al-Mayadeen.

Pertama, Terisolasinya AS

“Tanda pertama perubahan adalah berkurangnya peran AS sebagai pemain utama di kancah internasional dan keluarnya AS dari salah satu proses terpenting tatanan dunia internasional. Ayatullah Khamenei menunjukkan sejumlah tanda terkucilnya AS, seperti problem ekonomi AS, kekeliruan perhitungan AS dalam isu-isu global seperti Afghanistan dan Irak, serta kegagalan beruntunnya di timur Asia.”

“Dengan melihat problem ekonomi di AS dan besarnya utang nasional negara ini, bisa dikatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, utang-utang AS telah meningkat secara signifikan, sehingga melewati batas 31 triliun dolar. Kenaikan utang ini menjadi sebuah tantangan nyata bagi Pemerintah Washington.”

Menurut al-Mayadeen, problem utang AS saat ini bukan hanya dari sisi besarnya utang yang harus ditanggung tiap warga AS, yaitu senilai 93.000 Dolar, tapi juga problem dari bunga utang-utang tersebut, yang kini mencapai 450 miliar per tahun. Selain itu, imbuh al-Mayadeen, juga problem inflasi, yang pada September lalu mencapai rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Kedua, Transisi Kekuatan ke Asia

“Dunia menyaksikan perubahan kekuatan ekonomi dari Barat Kapitalis, yang dibangun di atas hegemoni, ke arah Timur. Timur yang kini bergantung kepada model-model ekonomi baru di bawah kepemimpinan China, Rusia, dan Iran. Pada prinsipnya, model-model baru ini memperhatikan posisi negara-negara ini di pentas internasional, kebutuhan masyarakat, dan kepentingan-kepentingan vital mereka. Ini juga terwujud tanpa adanya kebijakan imperialis-ekspansif seperti Barat; sesuatu yang telah meningkat di dua abad lalu oleh Barat.”

Ketiga, Penyebaran Ideologi Perlawanan dan Perluasan Medan-medannya

“Kendati AS dan Barat mengerahkan segala upaya untuk menundukkan Poros Perlawanan, namun Teheran, sebagai pendukung Poros ini, mampu melanjutkan kebijakan-kebijakannya untuk melawan dominasi AS di tengah deraan sanksi-sanksi Barat.”

“Hal ini bisa dilihat dari meluasnya front-front yang berubah menjadi horor dan mimpi buruk bagi Israel, bukan sekadar ancaman saja. Seorang jenderal cadangan Rezim Zionis baru-baru ini mengatakan, Israel pada 20 tahun lalu telah kehilangan kekuatan militernya; persis di masa ketika ideologi perlawanan semakin berkembang.”

“Poros Perlawanan ini mengepung titik berat hegemoni AS di Kawasan dan meluas hingga Teluk Persia, pesisir Mediterania, Laut Merah, dan kedalaman strategis Dunia Arab. Meski aslinya Poros ini tidak menargetkan Israel, namun ia membuahkan sebuah hasil pertama, yaitu meluasnya pemikiran Perlawanan dan tibanya tahap baru, yang akan melenyapkan eksistensi AS. Berasaskan dinamika ini, Ayatullah Khamenei memberitakan dimulainya ‘Era Post-AS’ di Kawasan.”

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *