Adegan Laga Pamungkas Sang Pahlawan yang Membuat Lawan Tercengang

Share

POROS PERLAWANAN- Seperti yang dikatakan musuh dan ditunjukkan dalam video, inilah scene terakhir sang pahlawan kisah kita: pria tua yang sendirian, namun pemberani dan tak kenal takut. Para serdadu muda Zionis mengepungnya. Tapi al-Sinwar bertempur hingga peluru terakhir. Pasukan Khusus Israel takut kepadanya. Mereka menembakinya dengan tank.

Lutut kirinya remuk total. Lengan kanannya pun patah. Jari telunjuk tangan kirinya juga putus. Namun dia tidak menyerah. Komandan Pasukan Khusus Israel berusaha naik ke atas bersama para serdadu melalui tangga. Mereka mencoba menundukkan sang pahlawan. Namun dia melemparkan granat dan memukul mundur mereka.

Tulang yang patah dan pendarahan hebat menguras tenaga al-Sinwar. Pasukan Zionis mengirim quadkopter ke dalam gedung untuk mengetahui siapa pria yang enggan menyerah tersebut. Meski sendirian dan terluka, namun dia tetap sadar dan waspada. Ia menutupi wajahnya dengan cafiyeh dan mengusir quadkopter meski sedang mengalami kesakitan luar biasa.

Penembak jitu musuh menyasar dahinya. Namun darah tidak mengalir ke wajahnya. Artinya, ia mengalami pendarahan hebat sehingga tak ada lagi darah tersisa. Tank Israel kembali menembakkan peluru dan meruntuhkan tingkat dua gedung.

Pasukan Khusus Israel masih belum berani mendekatinya. Mereka pun membiarkannya. Sehari setelah itu dan usai segalanya berakhir, mereka lalu naik ke atas. Mereka melihat sang pahlawan yang gugur di samping senjata dan buku doanya.

Sungguh pemandangan yang menakjubkan! Sang pahlawan hanya bersenjatakan AK-47 rusak. Ia terpaksa mengikat larasnya dengan selotip. Dia bertempur hingga peluru terakhir dan darah penghabisan. Jasadnya tidak tergeletak di atas tanah, tapi di atas sofa. Dia tidak berada dalam terowongan, tapi di sebuah rumah biasa.

Sungguh dekorasi fantastis untuk akhir sebuah film! Pahlawan, rumah, sofa, senjata, dan tentu buku doa. Bahkan ketika para serdadu musuh berdiri di atas jasadnya, wajah mereka tidak menyiratkan kegembiraan. Mereka tercengang.

Abu Ibrahim telah gugur. Kini kita menantikan Ibrahim-ibrahim lain yang akan menghancurkan Berhala Besar dan membasmi Namrud serta para pengikutnya. Api bagi para Ibrahim ini hanyalah taman bunga nan indah. Sungguh mereka orang-orang yang beruntung.

Putihnya cahaya matahari selalu muncul dari balik warna merah darah fajar. Mereka yang melihat fajar merah, pasti juga juga menantikan cahaya terang matahari. (Abdulhamid Bayat/Mashregh)