Analis Zionis: Orang-orang Israel Tak Sadar Tengah Menuju Jurang Kebinasaan

Share

POROS PERLAWANAN– Analis militer Kanal 13 Israel Alon Ben-David menyatakan,”Orang-orang Israel yang dahulu kecanduan menonton film-film malapetaka pada dekade 70-80, kini menjadi ‘aktor’ sebuah film malapetaka sungguhan. Namun mereka masih belum menyadarinya dan masih bersikap seperti penonton.”

“Publik Israel hanya mendengarkan laporan harian para serdadu yang tewas di perang dan melanjutkan hidup mereka,” tulis Ben-David di harian Maariv, al-Alam melaporkan.

“Mereka menyaksikan Israel yang sedang menuju jurang dengan terburu-buru. Namun mereka bertindak seolah berada di luar mobil yang akan bertabrakan.”

Menurutnya, orang-orang AS memainkan peran pramugari di pesawat. Mereka meyakinkan para penumpang bahwa perang ini hanyalah turbulensi udara, segalanya baik-baik saja, dan semua akan kembali normal. Namun pilot pesawat (Benyamin Netanyahu) sebelumnya sudah memutuskan untuk menabrakkan pesawat ke gunung.

Ben-David meyakini, kengototan Netanyahu untuk bertahan di poros Philadelphia dan Natsarim adalah rintangan bagi segala peluang pertukaran tawanan, yang akan berujung kepada perang regional besar tanpa akhir di Gaza.

Ia berpendapat, cakrawala Kawasan gelap, namun ancaman terbesar bukan dari Lebanon atau Iran, tapi dari dalam Israel sendiri, yang diakibatkan kehadiran para anarkis di Kabinet; orang-orang yang berubah menjadi mekanisme terorganisasi untuk menyerang Militer, Shin Bet, dan Mossad lantaran tidak menuruti kemauan mereka.

“Jika 7 Oktober adalah awal keruntuhan Israel dan pemicu api perang dengan seluruh dunia, orang-orang ini justru melakukan segalanya untuk mempercepat kehancuran, alih-alih berdoa untuk menghentikannya.”

Ben-David meminta agar para pimpinan Badan-badan Keamanan “meneriakkan” apa yang harus mereka katakan, bukan sekadar “menyuarakannya dengan suara pelan.” Ia meminta mereka “memperdengarkan teriakan ini ke telinga publik dan membangunkan mereka.”

“Pekan ini Netanyahu memperpanjang perang di seluruh front. Seperti biasa, bukan dia atau satu pun dari keluarganya yang menanggung konsekuensi keputusan ini, namun kita yang harus membayar mahal untuk itu,” pungkas Ben-David.