Ansharullah: Pengumuman Bohong Perpanjangan Gencatan Senjata Versi Koalisi Saudi Hanya Dalih Perpanjang Blokade dan Agresi atas Yaman

Share

POROS PERLAWANAN – Anggota Kantor Politik Poros Perlawanan Ansharullah, Muhammad al-Bukhayti menanggapi pengumuman diperpanjangnya masa “gencatan senjata” ala Koalisi Saudi.

“Tidak ada sesuatu bernama gencatan senjata untuk diperpanjang Koalisi Saudi. Yang mereka perpanjang adalah serangan yang terus bertambah,” cuit al-Bukhayti melalui akun Twitter-nya, Jumat 24 April, seperti dilansir al-Alam.

“Tujuan dari pengumuman bohong ini adalah mempersiapkan cara untuk menjustifikasi potensi kegagalan Koalisi Saudi di Ma’rib,” lanjut al-Bukhayti.

Juru Bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Yahya Saree mengumumkan, jet-jet Koalisi Saudi telah melancarkan 35 serangan udara ke berbagai kawasan di Provinsi Ma’rib dan Saadah.

Yahya Saree menambahkan, Tentara dan Pejuang Yaman berhasil membendung pergerakan musuh. Koalisi Saudi disebutnya mengalami kerugian jiwa dan materi besar, tanpa bisa meraih kemajuan apa pun.

Juru Bicara Koalisi Saudi, Turki al-Maliki pada hari Jumat mengumumkan perpanjangan “gencatan senjata” hingga satu bulan ke depan.

“Perpanjangan gencatan senjata ini dilakukan atas permintaan Martin Griffiths (Utusan PBB untuk urusan Yaman). Tujuannya adalah menciptakan lebih banyak kesempatan untuk kemajuan perundingan bilateral terkait gencatan senjata permanen,” klaim al-Maliki.

Gencatan senjata yang diumumkan Koalisi Saudi secara sepihak berakhir pada Kamis 23 April lalu. Namun pihak Yaman menyatakan, Saudi tidak mematuhi gencatan senjata yang diklaimnya itu, walau hanya beberapa jam saja.

Kelompok Ansharullah telah menegaskan berulang kali, gencatan senjata baru bisa diwujudkan dengan menghentikan agresi dan blokade atas Yaman.

Sementara itu, stasiun televisi al-Masirah mengutip dari sumber di al-Hudaydah bahwa Koalisi Saudi telah menahan 20 kapal. Kapal-kapal yang membawa bahan makanan dan produk minyak itu dilarang menurunkan muatannya di Yaman.

Menurut sumber al-Masirah, di antara kapal-kapal yang ditahan tersebut, ada 7 kapal yang memuat produk minyak dan sudah “diculik” lebih dari satu bulan. Kapal-kapal itu “diculik” dan ditahan Koalisi Saudi, padahal memiliki izin dari PBB untuk menurunkan muatan di Yaman.

Sumber itu melaporkan, berat muatan produk minyak itu mencapai lebih dari 400 ton. Sedangkan muatan berisi bahan makanan mencapai lebih dari 100 ribu ton.

Pada hari Kamis lalu, perusahaan minyak Yaman membeberkan upaya Koalisi Saudi dan anteknya untuk menghentikan aktivitas kilang minyak Ma’rib.