Benarkah Iran Tinggalkan Hizbullah Sendirian Perangi Israel?

Share

POROS PERLAWANAN– Dalam artikelnya di Rai al-Youm, Abdel Bari Atwan menyatakan, rudal strategis Hizbullah “Qadir 1” telah menembus jantung politik-ekonomi Israel, yaitu Tel Aviv. Serangan ini merupakan titik balik dalam terwujudnya ancaman Sayyid Hasan Nasrallah kepada Rezim Zionis.

“Dengan menembakkan rudal ini, Hizbullah berpindah dari fase penembakan roket dengan daya eksplosif terbatas ke fase peluncuran rudal ‘Fadi 1 dan 2’, dan lebih penting dari itu, rudal-rudal berat dan presisi balistik berdaya hancur sangat tinggi,” tulis Atwan, dilansir al-Alam.

“Serangan jet F-35 Israel atau F-15 dan F-16 buatan AS ke wilayah Lebanon, serta terjadinya kejahatan mengerikan terhadap warga sipil, tidak akan membantu Netanyahu untuk mewujudkan janjinya memulangkan lebih dari 150 ribu pemukim Zionis, yang meninggalkan rumah-rumah mereka karena takut kepada roket-roket Hizbullah. Sebab, tiap serangan udara Israel ke Lebanon akan berbuntut serangan rudal Hizbullah ke Tanah Pendudukan dan terjadinya perubahan fundamental dalam aturan main perang. Contoh paling utama perubahan ini adalah serangan ke infrastruktur Rezim Zionis, meningkatnya perang oleh Perlawanan Islam di utara, dan perluasannya ke selatan dan barat Tanah Pendudukan.”

“Namun kejadian yang hari-hari ini ibarat api di tengah kayu-kayu kering, yang mendorong sebagian orang untuk mengeklaim bahwa ‘Iran meninggalkan Hizbullah dan faksi-faksi Perlawanan lainnya’, adalah penafsiran terburu-buru dan dangkal terhadap statemen Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Pada hakikatnya,  Iran dengan kekuatan penuh selalu menyertai Poros Perlawanan, baik di Gaza, Lebanon, Irak, atau Suriah. Iran memperkuat Poros Perlawanan dengan kehadiran para pakarnya atau bantuan rudal dan  persenjataan. Iran selalu berada di sisi sayap-sayap militer Poros Perlawanan dengan menggunakan drone-drone buatannya, yang merupakan kreasi terbesar dalam sejarah modern.”

“Perlu disebutkan bahwa Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, selaku Pemimpin dan tokoh pertama Iran, dengan segera melengkapi statemen Pezeshkian. Beliau menyatakan, teror terhadap figur-figur senior Hizbullah tidak akan bisa membuatnya bertekuk lutut. Hizbullah memiliki kekuatan struktural dan SDM yang besar. Teror-teror semacam ini tidak bisa menundukkanya. Beliau menegaskan bahwa ‘pada akhirnya, Perlawanan Palestina dan Lebanon akan menang.’”

“Senada dengan Sayyid Nasrallah, kami juga menyatakan bahwa serangan darat ke Lebanon, yang sedang dipersiapkan Israel, bakal menjadi hadiah untuk Perlawanan Islam. Sebagaimana dua serangan darat sebelum ini, yaitu di tahun 1982 dan 2006, berujung dengan kekalahan, kali ini juga Israel akan menelan kekalahan memalukan. Kata ‘menyerah’ tidak ada dalam kamus para pejuang Lebanon, Palestina, Yaman, Irak, dan Suriah.”

“Setelah kekalahan di Gaza, Netanyahu dengan menyerang Lebanon kali ini pada hakikatnya sedang keluar dari hawa panas menuju jantung api. Kekalahan yang lebih besar sedang menanti dirinya,” pungkas Atwan.