AS Halang-halangi Operasi al-Hashd al-Shaabi Atasi ISIS

Share

POROS PERLAWANAN – Diberitakan Fars, seorang pejabat Irak mengatakan kepada al-Maalomah bahwa Tentara AS di pangkalan Ayn al-Assad telah mengancam al-Hashd al-Shaabi dan mencegah operasi militer terhadap para teroris ISIS.

Pejabat yang enggan identitasnya diungkap itu mengatakan bahwa AS memperingatkan jika operasi itu dilaksanakan, al-Hashd al-Shaabi akan dijadikan target oleh AS. Hal ini membuat operasi tersebut ditunda ke waktu lain.

Menurut pejabat itu, rencananya operasi akan diadakan di kawasan Wadi Hawran di barat Provinsi al-Anbar dan sekitar perbatasan Suriah. Ia menyatakan bahwa al-Hashd al-Shaabi telah menghimpun informasi akurat terkait para komandan dan anasir ISIS.

Ia menambahkan bahwa Tentara AS tahu benar jumlah para teroris ISIS di kawasan Wadi Hawran telah bertambah. Meski demikian, AS tidak melakukan apa pun dan di saat bersamaan justru menghalang-halangi operasi militer pasukan Irak.

Sehubungan dengan ini, Staf Operasi Gabungan Irak telah menyerahkan tanggung jawab sterilisasi kawasan ini dari teroris kepada pasukan al-Hashd al-Shaabi.

Pada Sabtu lalu, al-Hashd al-Shaabi mengabarkan telah mengirim persenjataan dan perlengkapan berat ke kawasan-kawasan gurun di sekitar perbatasan Suriah untuk memulai sebuah operasi keamanan.

Dalam wawancara dengan Wall Street Journal, PM Irak Muhammad al-Sudani menyatakan bahwa sumber ancaman atas Irak adalah para teroris yang memasuki negaranya dari perbatasan Suriah.

Sementara itu, menjelang lawatan al-Sudani ke Washington untuk bertemu Joe Biden, sejumlah sumber mengabarkan kedatangan delegasi tingkat tinggi AS ke Baghdad dalam waktu dekat.

Dalam wawancara dengan Baghdad al-Youm, sumber-sumber ini menyatakan bahwa delegasi AS ini akan membahas keberadaan pasukan AS di Irak dengan Otoritas Negeri Seribu Satu Malam.

Banyak partai dan faksi politik Irak yang berharap bahwa al-Sudani akan memprioritaskan masalah keluarnya pasukan AS dari negara tersebut. Namun sejumlah analis dan tokoh politik berpendapat bahwa Washington dengan cara memainkan harga Dolar di Irak berupaya memeras al-Sudani dalam sejumlah isu penting, seperti hubungan Baghdad-Teheran, nasib pasukan AS di Irak, dan kesepakatan keamanan Irak dengan AS.