AS Peringatkan Israel: Serangan ke Beirut Garis Merah Hizbullah

Share

POROS PERLAWANAN-Diberitakan al-Alam, situs berita Axios mengutip dari seorang pejabat AS, Pemerintahan Joe Biden telah memperingatkan Tel Aviv bahwa situasi akan lepas kendali jika Israel menyerang Ibu Kota Lebanon.

“Kami benar-benar berpikir bahwa segala bentuk serangan ke Beirut merupakan garis merah bagi Hizbullah,” kata pejabat AS itu kepada Axios.

Dalam perbincangan telepon dengan Menteri Perang Israel Yoav Gallant, Penasihat Khusus Biden Amos Hochstein mengatakan,”Tel Aviv berhak membela diri. Namun juga harus menghindari sebuah konfrontasi menyeluruh.”

Harian Wall Street Journal mengabarkan kontak para petinggi Washington dengan Teheran guna mengurangi ketegangan di Kawasan.

“Para pejabat AS telah menghubungi kolega-kolega mereka di Lebanon dan Israel. Tujuannya adalah mereduksi ketegangan antara kedua belah pihak,” kutip Wall Street Journal dari pejabat Arab dan Eropa.

Harian ini menukil dari sumber-sumber Arab dan Eropa bahwa kedua belah pihak tidak menghendaki perluasan konflik. Namun ada banyak kemungkinan terjadinya kekeliruan.

Pada Sabtu sore 27 Juli, sejumlah orang tewas dan sekitar 30 lainnya terluka, menyusul jatuhnya benda-benda berdaya ledak di permukiman Majdal Shams. Sebagian korban tewas adalah anak-anak.

Usai kejadian, Otoritas Israel langsung menuding Hizbullah dan memulai perang media secara luas.

Staf Humas Hizbullah Muhammad Afif menegaskan, faksinya secara tegas membantah keterlibatan dalam insiden di Majdal Shams.

“Kami menyangkal keras klaim-klaim sejumlah media musuh terkait serangan ke Majdal Shams di Golan,” kata Afif.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Axios, Hizbullah telah memberi tahu PBB bahwa peristiwa Majdal Shams disebabkan jatuhnya rudal pertahanan udara Israel di sebuah lapangan sepak bola.

Situs Israel Hayom juga melaporkan, investigasi awal menunjukkan bahwa sistem pertahanan udara mengalami masalah dan kesalahan dalam mencegat rudal yang ditembakkan di langit Majdal Shams.