AS Suruh Zelensky Berunding dengan Rusia

Share

POROS PERLAWANAN – Harian Wall Street Journal pada Minggu 13 November mengabarkan bahwa Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan menyuruh Presiden Ukraina, Volodymir Zelensky untuk menyatakan kesiapannya berunding dengan Rusia.

Diberitakan Fars, Sullivan berkata kepada Zelensky bahwa Kiev bisa mendapatkan pengaruh dengan mengumumkan kesiapan untuk berunding.

Harian AS ini melaporkan, Zelensky diberi tahu Sullivan bahwa Ukraina harus memikirkan topik-topik riil dan prioritas perundingan.

Presiden Ukraina juga disarankan agar mengkaji ulang upayanya untuk merebut Semenanjung Krimea.

Di lain pihak, Wamenlu Rusia, Sergey Riyabkov pada Jumat pekan lalu mengumumkan bahwa Moskow siap melakukan perundingan tanpa prasyarat soal Ukraina.

“Saya bisa membenarkan bahwa kami siap untuk berunding tanpa prasyarat. Sebelum ini, kami juga sudah siap melakukan tindakan semacam ini. Kiev atas perintah para pendukungnya di Barat mengacaukan perundingan yang saat itu tengah berkembang,” kata Riyabkov.

“Di masa itu, ada sebuah dokumen definitif yang tengah disiapkan. Namun sekarang, masalah ini sudah berkaitan dengan masa lalu. Apa yang akan terjadi belakangan tidak ada hubungannya dengan kami,” imbuhnya.

Riyabkov juga menekankan pentingnya perundingan Rusia dengan negara-negara Barat, termasuk AS, soal Ukraina.

“Jika Kiev mendapatkan instruksi dari negara-negara tertentu, peluang dialog-dialog semacam ini kemungkinan akan menguat. Sekali lagi saya katakan, tidak ada kendala dalam hal ini. Dialog-dialog harus tanpa prasyarat apa pun,” tegasnya.

Harian New York Times dalam laporan terbarunya memberitakan perselisihan di Kabinet Joe Biden tentang krisis Ukraina. Dalam laporannya, harian AS ini menulis bahwa silang pendapat di tengah level tinggi Pemerintah AS berkisar soal apakah Washington harus menekan Kiev untuk memilih jalur diplomatik guna mengakhiri perang ataukah tidak.

Para jenderal senior AS menginginkan agar Kiev ditekan untuk berunding dengan Rusia. Sementara para Penasihat Keamanan Gedung Putih menganggapnya masih terlalu dini dan waktu perundingan belum tiba.