Atlet Anggar Kuwait Pilih Mundur dari Kejuaraan Dunia daripada Hadapi Lawan Israel

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, pemain anggar Kuwait, Abdulaziz Alshatti mengundurkan diri dari kontes Piala Dunia Senior Fédération Internationale d’Escrime (FIE) 2023 di Turki untuk menghindari menghadapi kontestan Israel, sebagai wujud dukungan untuk perjuangan Palestina dan penolakan normalisasi dengan rezim Tel Aviv.

Atlet berusia 32 tahun itu menarik diri dari kompetisi di Istanbul segera setelah dia mengetahui bahwa dia dijadwalkan untuk menghadapi atlet Israel.

“Saya mengundurkan diri dari turnamen karena kehadiran perwakilan dari entitas Zionis di grup yang sama”, tulis Alshatti dalam postingan berbahasa Arab yang dipublikasikan di halaman Instagramnya.

Dia menambahkan, “Kepercayaan saya kepada Tuhan sangat besar, dan kebaikan datang dengan izin-Nya. Kemurahan hati-Nya tidak tertunda, melainkan datang pada waktu yang tepat.”

Kembali pada November 2018, Alshatti keluar dari Kejuaraan Anggar Dunia di Swiss karena hasil imbang yang membuatnya berada di jalur untuk pertandingan melawan atlet Israel.

September lalu, petarung karate Kuwait, Mohammad al-Otaibi mengundurkan diri dari pertandingan Karate 1-Premier League 2022 di Ibu Kota Azerbaijan, Baku, untuk tidak menghadapi kontestan Israel.

Otaibi ditetapkan untuk berpartisipasi dalam divisi 60 kilogram kumite putra dari turnamen internasional tersebut. Dia, bagaimanapun, menarik diri dari kompetisi segera setelah mengetahui dijadwalkan untuk menghadapi pesaing Israel, Ronen Gehtbarg.

Pada Mei 2021, Majelis Nasional Kuwait dengan suara bulat menyetujui rancangan undang-undang yang melarang segala kesepakatan atau normalisasi hubungan dengan rezim Tel Aviv.

Pada 18 Agustus 2020, 37 anggota parlemen Kuwait meminta Pemerintah mereka menolak kesepakatan normalisasi antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA).

Sentimen anti-Israel memuncak di Kuwait. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan pada 2019 oleh Washington Institute for Near East Policy, sebuah wadah pemikir Amerika, menunjukkan bahwa 85 persen warga Kuwait menentang normalisasi hubungan dengan Israel.

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak atlet dari negara-negara Arab dan Muslim menghindari menghadapi lawan Israel dalam kompetisi internasional untuk mendukung perjuangan Palestina.

Mereka memandang partisipasi atlet Israel dalam acara olahraga sebagai skema untuk membantu rezim Tel Aviv secara bertahap menormalkan hubungannya dengan negara-negara Muslim dan Arab meskipun aksi pendudukan brutalnya terhadap Palestina dan kejahatan tanpa henti terhadap warganya.