Atwan Desak Mediator Kairo dan Doha Akhiri Muslihat dan Sandiwara ‘Perundingan Gencatan Senjata’

Share

POROS PERLAWANAN– Dalam artikel yang dimuat di Rai al-Youm, analis ternama Arab Abdel Bari Atwan membahas putaran baru perundingan gencatan senjata di Gaza, yang dimediasi AS, Mesir, dan Qatar. Atwan juga menyinggung kegagalan putaran-putaran perundingan sepanjang 9 bulan terakhir.

“Sejak hari pertama perundingan gencatan senjata di Gaza, sudah jelas bagi saya bahwa ini adalah sebuah jebakan. Tujuannya adalah mengulur-ulur waktu serta memata-matai markas Perlawanan dan para komandannya, juga menemukan jalan rahasia untuk mengakses tempat disembunyikannya para tawanan Zionis,” tulis Atwan, diberitakan al-Alam.

“Para mediator Arab di Kairo dan Doha digunakan sebagai alat tekan untuk mengintimidasi para komandan Brigade al-Qassam (sayap militer Hamas) dan Brigade al-Quds (sayap militer Jihad Islam) serta faksi-faksi Perlawanan lainnya.”

“Gencatan senjata tidak penting bagi Benyamin Netanyahu. Dia tidak ingin angkat kaki dari Gaza. Pembebasan para tawanan juga bukan hal urgen bagi Netanyahu. Dia tidak pernah meneteskan setitik air mata pun untuk para tawanan yang tewas ditembak para serdadu Zionis sendiri. PM Israel menggunakan segala sarana pembantaian dan genosida terhadap warga Gaza dan faksi-faksi Perlawanan. Dia berniat menduduki kawasan itu sepenuhnya setelah memindahkan paksa 2 juta warganya serta menguasai sumber alam, cadangan gas, posisi strategis, dan sektor pariwisata Gaza.”

Atwan menyebut AS sebagai partner langsung Israel. AS dinilainya tidak netral dalam perundingan gencatan senjata.

“AS menggunakan perundingan ini demi mewujudkan tujuan Israel melalui para mediator Arab. AS sama sekali tidak menekan Netanyahu. Semua ancaman AS untuk menghentikan pengiriman senjata, perangkat perang, bom-bom berat, dan rudal presisi ke Israel tak lebih dari dusta dan muslihat belaka.”

Redaktur Rai al-Youm ini menyinggung kebijakan kotor Israel dalam membuat kelaparan 2 juta warga Palestina di Gaza. “Para pakar PBB telah membunyikan lonceng bahaya. Namun kita tidak mendengar sepatah kata pun dari para mediator di Kairo dan Doha soal kebijakan Israel ini. Mereka tidak menutup pintu Ibu Kota mereka kepada para delegasi AS-Zionis untuk menghadiri rangkaian sandiwara yang disebut ‘perundingan.’ Kami tidak meminta dari Mesir dan Qatar untuk mengirim pasukan dan jet mereka ke Gaza demi membuka 7 perlintasan atau mengirimkan bantuan. Yang kami minta dari mereka adalah mengakhiri muslihat yang dinamakan perundingan.”

“Para pimpinan mulia dan cerdas Perlawanan di Gaza mengenal baik Musuh Zionis. Mereka tidak memercayai AS selaku partner Rezim Zionis. Mereka tidak mundur semilimeter pun dari syarat-syarat mereka. Mereka akan melanjutkan perlawanan dan mendatangkan kerugian besar kepada musuh. Memburu tank Merkava Militer Israel lebih mudah bagi Perlawanan daripada memburu burung-burung kecil di atas pepohonan yang tersisa di Gaza,” pungkas Atwan.