Bantah Propaganda Israel dan Media AS, Iran Tegaskan Tak Terlibat Sama Sekali dalam Perencanaan dan Eksekusi Operasi 7 Oktober

Share

POROS PERLAWANAN– Wakil Iran di PBB menegaskan, Teheran tidak berperan sedikit pun, baik secara parsial atau general, dalam mendesain, memutuskan, dan menjalankan Operasi 7 Oktober.

“Perang psikologis adalah mengelabui opini publik dengan menggabungkan sejumlah fakta dengan informasi-informasi palsu,” cuit Wakil Iran di PBB di medsos X pada Senin 14 Oktober, al-Alam memberitakan.

“Bantuan Iran kepada Front Perlawanan untuk memberdayakan mereka di hadapan pendudukan dan agresi adalah hal yang tak terbantahkan. Namun menyeret Iran dan Hizbullah ke Operasi 7 Oktober adalah kesimpulan palsu dan penyesatan opini publik untuk menutupi kegagalan intelijen besar Rezim Israel di hadapan Hamas.”

“Sejumlah media AS, yang menjadi instrumen untuk menyebarkan psy war ini, tidak menyadari bahwa tindakan ini akan membuat kredibilitas penilaian instansi-instansi intelijen-keamanan AS dipertanyakan, padahal penilaian itu disampaikan langsung oleh Presiden AS.”

Pada Minggu lalu, Wakil Iran ditanya Washington Post soal “dokumen-dokumen yang ditemukan Israel” dan kabar bahwa “Hamas meminta 500 juta Dolar dari Teheran, yang berdasarkan dokumen fiktif itu, permintaan tersebut tidak ditanggapi oleh Iran.”

“Kami menganggap Rezim Israel sebagai rezim kriminalis antikemanusiaan dan pendusta. Kami tidak peduli dengan semua halusinasi Israel. Mereka memiliki sejarah panjang dalam berdusta, memalsukan bukti, dan perang psikologis,” tandas Wakil Iran.

Menanggapi pertanyaan New York Times dan Wall Street Journal soal klaim Israel bahwa “Iran mengetahui tentang Operasi 7 Oktober”, Wakil Iran mengatakan,”Para petinggi Hamas di Doha saja tidak tahu menahu tentang operasi tersebut. Seluruh perencanaan, keputusan, dan eksekusi operasi itu ada di tangan sayap militer Hamas di Gaza. Segala klaim yang mengaitkan Iran dan Hizbullah, baik secara parsial atau general, dengan Operasi 7 Oktober, tidak memiliki kredibilitas dan hanya sebuah upaya pemalsuan bukti.”