Bassil: Saya akan Temui Sayyid Nasrallah dan Kementerian Energi untuk Impor BBM Iran

Share

POROS PERLAWANAN – Ketua Free Patriotic Movement Lebanon, Gebran Bassil dalam wawancara dengan stasiun televisi al-Manar, Jumat 23 Juli kemarin menyatakan, AS adalah penghalang pasokan listrik ke Lebanon.

“Saya akan pergi menemui Kementerian Energi dan Sayyid (Hasan) Nasrallah untuk meminta (pengiriman) bahan bakar dari Iran. Dengan demikian, kita bisa memiliki aliran listrik selama 10 jam dalam sehari,” kata Bassil.

Dalam lanjutan wawancara, dia menyinggung pengingkaran janji AS terkait penyediaan listrik untuk Lebanon. Bassil berkata, ”Keputusan-keputusan politik AS-lah yang menghalangi pasokan gas dan listrik ke Lebanon.”

Dalam beberapa tahun terakhir, Lebanon menghadapi masalah pemadaman listrik dan kadang pemadaman massal. Penyebabnya adalah perseteruan politik dan tiadanya kesepakatan terkait pembelian bahan bakar.

Dalam pidato peringatan syahadah Imam Husain tahun lalu, Sekjen Hizbullah mengumumkan telah mencapai kesepakatan dengan Iran untuk mengimpor bahan bakar. Keputusan ini diambilnya setelah pemadaman listrik yang terus terjadi di Lebanon dan perdebatan tanpa akhir para politisi soal pasokan bahan bakar.

Hanya beberapa jam setelah Sayyid Nasrallah merilis pengumuman tersebut, Presiden Lebanon Michel Aoun mengabarkan bahwa dirinya telah dikontak via telepon oleh Dubes AS di Beirut, Dorothy Shea. Dalam perbincangan telepon tersebut, Shea memberi tahu Aoun bahwa Pemerintah AS memutuskan untuk mengimpor listrik dari Yordania ke Lebanon.

Padahal sebelum itu, selama krisis energi yang membelit Lebanon sepanjang satu tahun terakhir, AS sama sekali tidak pernah mengajukan tawaran semacam ini.

Sekjen Hizbullah sendiri membuktikan janjinya dan bahan bakar dari Iran tiba di Lebanon. Di lain pihak, setelah berlalunya sekira satu tahun, AS belum juga menepati janjinya untuk memasok gas dan listrik ke Lebanon.