China: Tak Ada Kekuatan yang Bisa Halangi Reunifikasi dengan Taiwan

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Beijing menegaskan kembali kedaulatannya atas Taiwan, dengan mengatakan bahwa tidak ada individu atau kekuatan yang dapat menahan China untuk mencapai tujuan reunifikasi nasional.

Jubir Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning mengatakan saat konferensi pers di Beijing pada Jumat bahwa Beijing dengan tegas menentang segala bentuk interaksi resmi antara Amerika Serikat dan Taiwan.

“Kami berkali-kali memperjelas posisi kami tentang apa yang disebut ‘transit’ bagi Tsai Ing-wen untuk pergi ke AS. China dengan tegas menentang segala bentuk interaksi resmi antara Amerika Serikat dan wilayah Taiwan. Kami dengan tegas menentang segala bentuk kunjungan pemimpin wilayah Taiwan ke Amerika Serikat dengan nama apa pun atau dengan dalih apa pun, dan kami dengan tegas menentang Pemerintah AS melakukan kontak dalam bentuk apa pun dengan otoritas Taiwan,” katanya.

Mao mengatakan bahwa persinggahan Tsai sebenarnya adalah bagian dari upaya separatisnya.

“Telah dibuktikan lagi bahwa perjalanan yang dilaporkan bukanlah ‘transit’, tetapi upaya untuk mencari terobosan dan mempropagandakan pemisahan diri Taiwan. Saya ingin menekankan bahwa apa pun yang dikatakan dan dilakukan oleh otoritas Taiwan, mereka tidak dapat mengubah fakta dasar bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayah China. Tidak ada individu atau kekuatan yang dapat menghentikan China mencapai reunifikasi nasional,” kata Jubir itu.

Sementara itu, diplomat senior China, Wang Yi meminta AS untuk mengimplementasikan konsensus tingkat tinggi yang dicapai oleh kedua Kepala Negara tahun lalu.

Yi membuat pernyataan tersebut dalam pertemuan dengan Presiden Komite Nasional Hubungan AS-Tiongkok di Beijing.

Perkembangan baru ini terjadi saat Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen berada di New York dalam persinggahan sensitif di AS, meskipun China memperingatkan terhadap kunjungannya.

Tsai sedang dalam perjalanan ke Guatemala dan Belize, dua dari sedikit negara yang mempertahankan hubungan diplomatik formal dengan Taiwan.

China memiliki kedaulatan atas Taiwan. AS tidak mengakui Taiwan sebagai sebuah negara dan secara resmi mendukung kebijakan “Satu China”, tetapi sering melanggar prinsipnya sendiri. Pulau itu telah menjadi masalah teritorial paling sensitif di China dan menjadi rebutan utama dengan Washington.

Washington terus memusuhi Beijing dengan berpihak pada Pemerintahan separatis Taipei, sering terlibat dalam misi militer di sekitar pulau, dan melayani Taiwan sebagai pemasok senjata terbesarnya.

China telah berulang kali memperingatkan para pejabat AS untuk tidak bertemu dengan Tsai, melihatnya sebagai dukungan terhadap keinginan Taiwan untuk dilihat sebagai pulau berdaulat.

“Kami mendesak AS untuk mematuhi prinsip Satu-China dan tiga komunike bersama China-AS, dengan sungguh-sungguh memenuhi komitmen para pemimpinnya untuk tidak mendukung ‘kemerdekaan Taiwan’ atau ‘Dua China’ atau ‘Satu China, Satu Taiwan’, hentikan segala bentuk interaksi resmi dengan Taiwan, hentikan peningkatan pertukaran substantifnya dengan kawasan, dan hentikan memalsukan dan menghilangkan prinsip Satu-China. China akan memantau perkembangan dengan cermat dan dengan tegas mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial,” kata Mao pada Kamis.