Dampak Rasa Takut terhadap Hizbullah, Kacaukan Akal Petinggi Israel

Share

POROS PERLAWANAN – Berdasarkan prinsip “serangan adalah pertahanan terbaik,” para petinggi dan komandan militer Israel mulai mengumbar ancaman kepada Lebanon. Tel Aviv memperingatkan, jika Hizbullah melaksanakan ancamannya untuk membalaskan kematian salah satu pejuangnya di Suriah, Israel akan “melancarkan serangan besar” terhadap Lebanon.

Dikutip al-Alam dari Israel Hayom, Menteri Perang Israel Benny Gantz mengancam akan menghancurkan infrastruktur Lebanon. Harian ini melaporkan, Gantz telah memberikan instruksi kepada Tentara Israel andai Hizbullah melakukan serangan balas dendam. Dia dikabarkan telah menyiapkan sebuah “reaksi keras”, yang meliputi gempuran atas infrastruktur Lebanon.

Sebelum ini, Rezim Zionis juga kerap mengancam Lebanon. Tujuannya adalah menyuntikkan sedikit harapan dan optimisme kepada penduduk Israel dan menarik simpati mereka, terutama setelah menderita berbagai kekalahan dari Hizbullah.

Satu-satunya hal baru dalam obral ancaman terbaru Israel berkaitan dengan cakupan geografis kemungkinan konfrontasi mendatang. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Israel mengancam akan memperluas cakupan serangannya ke Lebanon. Tel Aviv mengklaim, jika terjadi konfrontasi dengan Hizbullah, Israel akan menargetkan titik-titik di luar kewenangan dan wilayah Hizbullah, termasuk wilayah para penentang domestik kelompok pejuang ini.

Hal yang memicu kekhawatiran dalam ancaman ini adalah kondisi politik dan ekonomi Lebanon yang masih tidak menentu. Kondisi ini bisa menjadi senjata berharga bagi Israel guna meningkatkan penentangan domestik terhadap Hizbullah.

Saat ini, Rezim Zionis sudah sadar tak mampu memisahkan Hizbullah dari para pendukungnya. Kali ini, Israel menggunakan taktik baru untuk memprovokasi para pendukung partai-partai lain agar menentang Hizbullah.

Sebenarnya, skenario semacam ini bukan hal yang mustahil dilakukan Israel. Dari sisi lain, juga ada kemungkinan bahwa Hizbullah telah memprediksi taktik ini dan sudah menyiapkan cara menanganinya.

Hizbullah dikenal selalu memiliki solusi untuk tiap kejadian tak terduga di Lebanon. Solusi-solusi Hizbullah untuk mengatasi masalah pandemi Corona, krisis ekonomi, dan krisis BBM di Lebanon adalah bukti atas klaim ini.

Tampaknya kecil kemungkinan Israel akan melakukan sesuatu yang bisa memicu konfrontasi dengan Hizbullah. Apalagi saat ini, Israel tengah menghadapi krisis internal. Bertambahnya kasus positif Corona di tengah penduduk dan serdadu Israel, seiring meningkatnya tekanan warga atas para petinggi telah menempatkan rezim ini di ambang perang saudara.

Di sisi lain, Benyamin Netanyahu masih mencari mediator internasional guna meyakinkan Hizbullah untuk mengurungkan niat pembalasan. Netanyahu berdalih bahwa Israel tidak mengetahui keberadaan Syahid Ali Muhsin di Suriah, sehingga “Tel Aviv tidak bisa disalahkan.”

Namun yang lebih penting dari semua ini adalah statemen Sayyid Hasan Nasrullah.

Sekjen Hizbullah ini mengumumkan, jika terjadi perang dengan Israel, maka bukan hanya Lebanon, tapi seluruh Gerakan Poros Perlawanan akan serentak melibatkan diri. Statemen ini membuat ancaman-ancaman Israel tak ubahnya buih di jalur badai yang akan menerpa.

Sepertinya, ketakutan yang ditanamkan Hizbullah di antara para petinggi dan komandan Israel telah mengacaukan akal mereka, sehingga mendorong mereka menunjukkan reaksi-reaksi kosong dan tak berarti.