Diplomat AS Diam-diam Kunjungi Oman Bahas Potensi Kesepakatan dengan Iran

Share

POROS PERLAWANAN – Sebuah media AS mengabarkan lawatan senyap salah satu pejabat senior Pemerintahan Joe Biden ke Oman, yang tujuannya adalah membahas kemungkinan kesepakatan dengan Iran terkait isu nuklir.

Diberitakan Fars, Axios mengutip dari 5 pejabat AS, Israel, dan Eropa bahwa Brett McGurk pada Mei ini berkunjung ke Oman untuk berdiskusi dengan para pejabat negara itu soal potensi interaksi diplomatik dengan Iran.

Sebelum ini di masa terjadinya gelombang kerusuhan di Iran, Pemerintahan Biden berkali-kali menyatakan bahwa diplomasi dengan Iran tidak ada dalam agenda Gedung Putih. Di masa itu, media-media mengutip omongan Biden bahwa “kematian JCPOA sudah tiba, namun Gedung Putih tidak berniat mengumumkannya”.

Meski dengan adanya statemen-statemen resmi ini, laporan-laporan acak dari media-media Barat menunjukkan bahwa Gedung Putih menggeliat di balik layar untuk mencapai kesepakatan dengan Iran sesuai kepentingan-kepentingan AS.

Axios melaporkan bahwa McGurk melawat ke Muscat pada 8 Mei silam. Pertemuannya dengan Otoritas Oman dilakukan setelah kunjungannya bersama Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan ke Saudi dan Israel.

Tidak ada pengumuman terbuka, baik dari pihak AS atau Oman, terkait kunjungan tersebut. Sumber-sumber Axios mengatakan bahwa topik utama dalam pembicaraan kedua belah pihak adalah upaya diplomatik baru terkait program nuklir Iran yang dimediasi Oman.

Harian Korea Economic pada Selasa kemarin melaporkan bahwa Korsel dan AS tengah berdiskusi terkait cara-cara pembebasan 7 miliar Dolar dari aset-aset Iran yang dibekukan di Seoul. Angka ini adalah utang Korsel kepada Iran terkait impor minyak.

Di lain pihak, pemimpin oposisi Israel di Knessett memperingatkan konsekuensi keruhnya hubungan Kabinet Benyamin Netanyahu dan AS, serta pengaruhnya atas tercapainya kesepakatan Washington-Teheran.

Israel National News (Arutz Sheva) melaporkan, Yair Lapid menyebut kesepakatan pencabutan sanksi Iran oleh AS sebagai hal yang membahayakan. “Kita harus melakukan segala yang dibutuhkan demi mencegah kesepakatan ini,” kata mantan PM Israel itu.

Lapid menyinggung perselisihan antara Pemerintahan Netanyahu dan Pemerintahan Joe Biden, seraya menambahkan, ”Menjauhnya Israel dari Pemerintah AS bisa saja membuat kita membayar mahal.”

“Kesepakatan nuklir dengan Teheran bisa saja membatasi medan kerja kita,” ujar Lapid.