Dubes China Sesalkan Sikap Politisi Inggris yang Masih Kecanduan Perang Dingin dan Samakan China dengan Uni Soviet

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Dubes China untuk Inggris Liu Xiaoming pada hari Selasa 5 Mei menyatakan, statemen-statemen bernada Chinafobia akan melemahkan solidaritas internasional dalam melawan pandemi Corona.

Pernyataan Xiaoming merujuk kepada statemen yang dilontarkan sejumlah pejabat senior Inggris, termasuk Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab.

Raab pada bulan lalu mengklaim, perdagangan Inggris-China tak akan bisa kembali ke kondisi normal pasca berlalunya pandemi Corona.

“Sangat disayangkan bahwa ada sebagian politisi Inggris yang masih kecanduan dengan situasi Perang Dingin. Mereka membandingkan China dengan Uni Soviet dan menuntut kajian ulang atas hubungan London-Beijing. Bahkan mereka menginginkan sebuah perang dingin baru,” kata Xiaoming.

“Jika tidak dikendalikan, keadaan ini akan meracuni upaya bersama China dan Inggris, bahkan juga solidaritas internasional yang sangat dibutuhkan saat ini,” lanjutnya.

Hari Minggu lalu, Mike Pompeo kembali mengklaim “ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa virus Corona berasal dari laboratorium di Wuhan.”

Menlu AS menuding China menghalang-halangi pakar WHO memasuki laboratorium tersebut.

Pemerintahan Donald Trump terus berupaya menampakkan China sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penyebaran pandemi Corona di dunia. Padahal teori ini telah dibantah WHO, komunitas ilmiah, bahkan sejumlah pihak di dalam negeri AS sendiri.

Komunitas intelijen AS pada Kamis pekan lalu mengumumkan, virus Corona muncul secara alami dan tak ada bukti keterlibatan manusia dalam membuat virus tersebut.

“Komunitas intelijen sepakat dengan komunitas ilmiah bahwa virus Covid-19 bukan buatan manusia dan tak ada rekayasa genetik di dalamnya,” demikian dinyatakan dalam statemen Intelijen Nasional AS.

Media-media AS memberitakan adanya intimidasi pejabat AS kepada biro-biro intelijen negara itu. Biro-biro itu ditekan agar menemukan hubungan antara virus Corona dengan laboratorium di Wuhan.

Menurut New York Times, para analis intelijen AS khawatir intimidasi untuk membuktikan teori Trump itu bisa menjadi langkah berbahaya.

Para analis berpendapat, intimidasi tersebut berpotensi menyimpangkan penilaian terkait asal muasal virus Corona dan digunakan sebagai senjata politik untuk menekan China.