Gedung Putih Tuding Twitter ‘Lebih Memihak’ Pemimpin Tertinggi Iran Ketimbang Trump

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Jubir Gedung Putih, Kayleigh McEnany, pada hari Jumat 31 Juli melontarkan kritik terhadap Twitter. Dia menuding raksasa medsos ini telah melakukan “diskriminasi” dalam memperlakukan cuitan Presiden AS dan akun Ayatullah Ali Khamenei.

Saat ditanya tentang kebijakan pengawasan atas konten medsos ini, McEnany menjawab, ”Saya pikir, kebijakan ini sangat jelas dan menerangkan posisi medsos-medsos ini kepada Anda. Mereka tidak berminat untuk mengevaluasi cuitan-cuitan Ayatullah Khamenei, tapi memutuskan untuk memeriksa cuitan Presiden Trump.”

“Ini sungguh tidak bisa dipercaya. Ini bukti fanatisme buta mereka melawan kelompok konservatif dan Presiden,” imbuhnya.

Baru-baru ini, salah satu petinggi Twitter menanggapi protes anggota Parlemen Israel (Knesset) karena cuitan Kantor Ayatullah Khamenei terkait kehancuran Rezim Zionis tidak disensor. Twitter menjelaskan, pesan-pesan akun Pemimpin Iran tidak melanggar aturan, sehingga tidak dihapus.

Menurut laporan Jerusalem Post, Ylwa Pettersson mengumumkan bahwa cuitan Ayatullah Khamenei tidak melanggar aturan Twitter soal ujaran kebencian, karena cuitan itu masuk kategori “pertunjukan kekuatan di bidang kebijakan luar negeri.”

“Kami memiliki aturan terkait para pemimpin dunia. Aturan ini mengatakan, interaksi langsung dengan tokoh, figur publik dan Pemerintah, atau opini terkait masalah politik aktual, atau unjuk kekuatan kebijakan luar negeri di bidang militer-ekonomi tidak melanggar aturan,” kata Pettersson kepada anggota Knesset melalui video conference, Rabu 29 Juli lalu.

Statemen Pettersson ini adalah tanggapan untuk pertanyaan seorang aktivis pembela Zionis bernama Arsen Ostrovsky. Ostrovsky berkata, atas dasar apa Twitter melabeli cuitan Trump dengan stiker khusus karena dianggap melanggar aturan, sementara banyak cuitan Pemimpin Iran tentang kehancuran Rezim Zionis dibiarkan begitu saja.

Dilansir BBC, pada 29 Mei lalu, Twitter untuk pertama kalinya menyembunyikan salah satu cuitan Trump di bawah pesan peringatan untuk pengguna. Twitter memperingatkan pengguna bahwa cuitan tersebut mengandung konten kekerasan. Namun, jika pengguna ingin melihatnya, ia bisa mengklik tombol “View.”