Hamas Nilai Perundingan Doha Cuma Buang-buang Waktu

Share

POROS PERLAWANAN– Putaran pertama perundingan gencatan senjata di Doha telah berakhir. Tiga negara AS, Mesir, dan Qatar menilai positif atmosfer perundingan tersebut. Meski begitu, para petinggi Hamas memiliki pandangan lain.

Diberitakan Fars, seorang petinggi Hamas dalam wawancara dengan al-Jazeera mengatakan,”Apa yang diinformasikan kepada kami terkait hasil perundingan Doha tidak mencakup poin-poin pertemuan 2 Juli silam.”

Salah satu pimpinan Hamas lain mengatakan kepada al-Mayadeen, perundingan di Doha sama sekali tidak memiliki kemajuan. Israel masih bersikeras mempertahankan sikapnya.

Kantor berita Shehab News mengutip seorang petinggi Hamas yang berkata,”Tak ada kemajuan baru dalam perundingan yang berlangsung pada Kamis dan Jumat di Ibu Kota Qatar.”

“Apa yang terjadi di Doha hanya buang-buang waktu dan upaya untuk terlepas dari ketegangan saat ini di Kawasan. AS dan Israel tidak menghendaki sebuah solusi nyata yang bisa mewujudkan kesepakatan gencatan senjata.”

Perundingan pada Kamis dan Jumat kemarin tidak dihadiri Hamas. Hamas secara resmi mengumumkan tidak berpartisipasi dalam perundingan tersebut.

Menurut Hamas, tidak perlu ada perundingan baru. Yang diperlukan hanya mengeksekusi poin-poin yang dibicarakan dalam perundingan-perundingan sebelumnya.

AS, Mesir, dan Qatar dalam statemen mereka mengumumkan, perundingan berikutnya akan diadakan di Kairo sebelum akhir pekan mendatang.

Sumber-sumber Qatar, Mesir, dan Israel menilai positif atmosfer perundingan Kamis lalu. Namun forum-forum resmi Israel mengakui bahwa Benyamin Netanyahu adalah kendala utama tercapainya kesepakatan.

Pada Rabu malam lalu, lebih dari 1oo rabbi Yahudi-AS mengirim surat kepada PM Israel. Dalam surat tersebut, mereka mendesak Netanyahu untuk menerima kesepakatan. Para pejabat Rezim Zionis sendiri berpendapat, Netanyahu tidak menghendaki perang berakhir demi mempertahankan karir politiknya.