Hamas: Tak Perlu Perundingan Baru, Tinggal Laksanakan Kesepakatan Sebelum Ini

Share

POROS PERLAWANAN– Hamas pada hari Minggu 11 Agustus menegaskan, para mediator harus mengajukan proposal yang berlandaskan perundingan-perundingan sebelum ini, bukan memulai perundingan baru.

Diberitakan Fars, Hamas meminta agar kesepakatan dalam perundingan 2 Juli silam dieksekusi. Faksi ini juga menyatakan, dimulai putaran baru perundingan atau pengajuan usul-usul baru hanya sebuah kamuflase untuk agresi-agresi Israel.

Sejak dimulainya perang Gaza, Rezim Zionis berkali-kali menggagalkan perundingan gencatan senjata dan pertukaran tawanan dengan berbagai dalih. Tel Aviv terus menghalangi terwujudnya hasil apa pun. Namun baru-baru ini, Israel kembali mengaku ingin melanjutkan perundingan.

Statemen Hamas di atas adalah respons terhadap statemen segitiga dari Mesir, Qatar, dan AS. Hamas menegaskan, pihaknya dalam perundingan-perundingan silam telah banyak bersikap lunak supaya genosida di Gaza dihentikan. Sebab itu, Hamas menyetujui usul lama para mediator.

Belum lama ini, Mesir, Qatar, dan AS merilis statemen terkait kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan. Mereka mengeklaim,”Sudah beberapa bulan kami berusaha mewujudkan kesepakatan. Kesepakatan kini ada di atas meja. Satu-satunya yang tersisa adalah eksekusi kesepakatan.”

Dalam statemen tersebut, 3 negara itu menegaskan bahwa selaku pihak mediator, mereka siap mengajukan proposal final untuk mengatasi masalah-masalah eksekusi kesepakatan.

Namun Hamas menyatakan, Israel menolak proposal tersebut dam tetap melanjutkan pembantaian. Faksi Perlawanan ini menegaskan,”Israel tidak serius menghendaki gencatan senjata permanen.”

Dengan meneror Syahid Ismail Haniyeh, kata Hamas, Israel membuktikan dirinya tidak menghendaki gencatan senjata. “Setelah dirilisnya statemen segitiga, Israel juga masih melakukan kejahatan serangan ke sekolah al-Tabiin, yang menewaskan lebih dari 100 warga sipil,” tandas Hamas.