Hamas: Tepi Barat Titik Penting Perlawanan, Pencaplokan Rezim Zionis Atasnya Pasti Kami Lawan

t-marzouk-41812-1425724097.jpg

Share

POROS PERLAWANAN – Anggota Biro Politik Gerakan Poros Perlawanan Islam Hamas, Musa Abu Marzouq menekankan tekadnya menghadapi proyek pencaplokan wilayah Tepi Barat oleh Rezim Israel, melalui program kesatuan nasional Palestina, yang dasarnya adalah perlawanan terhadap desakan keluar dari permukiman.

Abu Marzouq menekankan, bahwa Tepi Barat yang kini dihuni oleh tiga juta warga Palestina dan terdapat 750.000 pemukim Yahudi merupakan titik penting dari perlawanan Hamas saat ini. Itu adalah inti perjanjian dari Organisasi Pembebasan Palestina dan entitas zionis.

Anggota Biro Politik Hamas itu menjelaskan, bahwa dengan memaksakan skema aneksasi, perjanjian otomatis tidak memiliki arti. Dengan demikian, rezim zionis telah mengabaikan kesepakatan dan membatalkan perjanjian yang sebenarnya tidak berpihak terhadap Palestina.

Dia juga menekankan, terdapat konsensus Palestina untuk menolak rencana AS-Israel untuk “masa depan” Tepi Barat, selain terdapat konsensus internasional untuk menolak rencana keji itu. “Ada konsensus Arab yang menganulirnya, selama Palestina menolaknya,” tegas Abu Marzouq.

Abu Marzouq merinci bahaya dari rencana AS untuk memotong-motong Tepi Barat, yang mengisolasi komunikasi antara kota-kota dan desa-desa dengan provinsinya, ketika Tepi Barat dibagi menjadi 28 bagian, sehingga tidak ada lagi hubungan geografis kecuali jalan dan terowongan yang dibuat Israel, penyitaan area pertanian yang subur, wilayah-wilayah suci, juga penyitaan saluran air minum, yang membuat Tepi Barat tanpa sumber daya nyata untuk tiga juta warganya.

Di antara bahaya rencana keji AS itu adalah mengisolasi Tepi Barat dari wilayah Arab tetangganya, Yordania, yang ikatan antara penduduk Tepi Barat dan Yordania tidak dapat dipisahkan. Belum lagi kontrol penuh rezim pendudukan Israel atas tanah dan warga Palestina, sehingga seluruh potensi masyarakatnya disandera oleh penjajah zionis itu.

Petinggi Hamas itu menyerukan “perumusan program nasional yang komprehensif” untuk menghadapi rencana yang mengancam target nasional Palestina, yang basis utamanya adalah perlawanan, juga mobilisasi rakyat Palestina untuk menghadapi rencana keji rezim, serta tidak menyerah dengan cara apapun.

Dia mendesak semua pihak untuk mengakhiri perjanjian yang telah ditandatangani dan mencabut pengakuan entitas zionis penjajah, sekalipun itu mengarah pada kepergian beberapa pemimpin Otoritas Palestina di luar negeri.

Petinggi Hamas itu juga menekankan pentingnya bergerak dalam internal Arab untuk menyokong dan mendukung perjuangan Palestina, untuk mengoordinasikan berbagai pengambilan posisi dan program.