Hizbullah Bantah Kehadiran Pasukan Irak dan Yaman di Selatan Lebanon

Share

POROS PERLAWANAN– Diberitakan al-Alam, agresi Rezim Zionis ke selatan Lebanon sejak 9 bulan lalu dilakukan dengan serangan udara, penghancuran rumah, dan kawasan pemukiman. Israel juga mengumbar ancaman serangan besar-besaran ke kawasan tersebut.

Hizbullah telah mengumumkan, jika kontak-kontak regional dan internasional tidak bisa menghentikan kegilaan Benyamin Netanyahu dan sifat haus darahnya, Hizbullah siap menghadapi segala bentuk skenario agresi besar ke Lebanon dengan kekuatan penuh.

Sehubungan dengan ini, sebuah sumber keamanan di Lebanon dalam wawancara dengan situs Elnashra menyanggah klaim dan laporan sejumlah media Arab dan regional, yang mengeklaim kehadiran anasir Ansharullah Yaman dan Kataib Hizbullah Irak di selatan Lebanon.

Menurut sumber tersebut, tak satu pun anasir Irak atau Yaman yang terlihat berada di selatan Lebanon. Tak ada catatan masuknya satu pun dari anasir tersebut melalui bandara internasional Beirut, bahkan al-Khardali, yang merupakan satu-satunya pos yang berujung ke kawasan perbatasan.

Ia menegaskan, segala yang dikatakan soal keberadaan anasir Yaman atau Irak tak lebih dari omong kosong dan delusi.

Sebuah sumber yang mengetahui perkembangan di selatan Lebanon menyatakan, Hizbullah tidak membutuhkan dukungan sumber daya manusia Arab atau Afrika. Hizbullah akan menggunakan seluruh kekuatan persenjataannya untuk menghadapi agresi Israel ke selatan Lebanon. Bahkan Hizbullah sendiri yang akan menyerang kawasan utara Tanah Pendudukan.

Dalam pidato pekan lalu, Sekjen Hizbullah Sayyid Hasan Nasrallah menyatakan,” “Hingga kini, kami baru bertempur menggunakan sebagian dari persenjataan kami. Kami telah memperoleh senjata-senjata baru, yang akan ditunjukkan di medan tempur. Kami telah mengembangkan persenjataan kami dan menggunakan senjata-senjata baru dalam perang ini. Kami memiliki sejumlah besar drone, sebab kami sendiri yang membuatnya.”

“Kami memiliki SDM memadai dan bersemangat. Kami memiliki saudara-saudara yang ingin bergabung dalam pertempuran. Namun kami mencegah keterlibatan mereka berdasarkan kebutuhan front.”