Hizbullah: Latihan Perang Terbaru Hanya Tunjukkan Secuil Kekuatan Kami, Rudal Presisi Belum Kami Pamerkan

Share

POROS PERLAWANAN – Wasekjen Hizbullah, Syekh Naim Qasim menyatakan bahwa stabilitas hubungan antara negara-negara Arab-Muslim akan menguntungkan Palestina dan seluruh Dunia Islam.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi al-Manar, Qasim kembali menegaskan bahwa Hizbullah mendukung rekonsiliasi Iran-Saudi, juga stabilitas di Kawasan dan kembalinya Suriah ke Liga Arab.

Ia berkata bahwa AS dan Israel mengakui Perlawanan tengah meningkatkan jumlah persenjataannya, lalu menambahkan, ”Fasilitas Perlawanan dan perbaikan kondisinya adalah hak legal untuk semua pihak yang melawan Musuh Zionis.”

Menurut Qasim, musuh harus tahu bahwa perlawanan tidak akan berhenti hingga terwujudnya pembebasan menyeluruh. Ia menyebut pembebasan selatan Lebanon di tahun 2000 sebagai yang pertama dalam jenisnya; sebuah kemenangan strategis yang terwujud tanpa syarat apa pun.

Pada 25 Mei 2000, Rezim Zionis menderita kekalahan telak di hadapan Hizbullah, yang memaksanya angkat kaki dari selatan Lebanon. Hari tersebut diperingati di Lebanon sebagai “Idul Muqawamah (Hari Perlawanan)”.

Qasim menyatakan bahwa Hizbullah memiliki kemampuan spesial untuk menghadapi segala perang yang dipaksakan kepadanya. “Apa yang ditunjukkan dalam latihan perang terbaru hanyalah sebagian kecil dari kekuatan kami. Rudal-rudal presisi masih belum dipamerkan,” kata Qasim.

Latihan perang simbolis Hizbullah diadakan pada Minggu 21 Mei lalu di selatan Lebanon. Latihan perang itu menjadi pusat perhatian media-media Zionis. Berbagai televisi dan situs Israel pun meliput berita dari latihan perang tersebut.

Pihak Zionis dalam analisis tentang senjata-senjata yang digunakan dalam latihan itu menyatakan, ”Senjata yang belum dipamerkan di latihan perang ini adalah rudal-rudal presisi. Ini adalah problem yang membuat institusi keamanan dan militer Israel tidak bisa tidur.”

Kanal 13 Israel dalam laporannya menyatakan, ”Hizbullah mengadakan latihan militer di perbatasan utara (Tanah Pendudukan) di selatan Lebanon. Mereka mengundang para jurnalis asing untuk meliputnya. Hizbullah juga melontarkan ancaman-ancaman kepada Israel, yang memicu pertanyaan: apa yang diinginkan Hizbullah?”

Dalam latihan Minggu lalu, Hizbullah menyimulasikan serangan ke sebuah permukiman Zionis untuk menawan para serdadu Israel, juga serangan drone ke permukiman-permukiman Zionis. Hizbullah menggunakan kendaraan perang, peluru tempur, sistem peluncur rudal, dan perangkat militer lainnya.