Hubungan Iran-Suriah Lebih dari Sekadar Sahabat dan Sekutu

Share

POROS PERLAWANAN – Tiada keraguan bahwa krisis Suriah pada 2011 adalah titik balik dalam jalur hubungan dagang, ekonomi, dan militer antara Teheran dan Damaskus. Sejak hari-hari pertama krisis, Iran menyadari konspirasi dan tujuan utama di baliknya, yaitu mematahkan punggung Poros Perlawanan atau menargetkan basis utamanya di Suriah, dengan cara melemahkan Pemerintahan Damaskus di hadapan Rezim Zionis.

Dilansir al-Alam, Republik Islam Iran tidak enggan memberikan bantuan apa pun untuk Suriah, baik di bidang ekonomi, finansial, konsultasi, maupun militer, demi menggagalkan konspirasi internasional ini.

Dengan dimulainya serangan ke Suriah pada 2011, Iran terjun membela Suriah dan mengirim para konsultan militernya ke negara tersebut. Mereka memainkan peran penting dalam menumpas kelompok-kelompok teroris, yang mewakili Rezim Zionis, Barat, dan Amerika.

Usai kemenangan Revolusi Islam di Iran, hubungan ekonomi kedua negara berkembang secara signifikan, terutama di masa Perang Teluk I. Hubungan ekonomi Iran-Suriah terus meningkat dan mencapai puncaknya antara tahun 2000 hingga 2010.

Dengan dimulainya krisis Suriah, kerja sama ekonomi Teheran-Damaskus terwujud dalam bentuk-bentuk baru. Iran memberikan berbagai bantuan kepada Suriah di masa perang. Hubungan ekonomi kedua negara memiliki pengaruh penting, terutama saat Amerika menjatuhkan sanksi atas Damaskus.

Hubungan ini masih terus meningkat dan berkembang. Di antaranya adalah ditandatanganinya sejumlah kesepakatan dagang dan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir antara kedua negara. Pada bulan lalu, Menteri Pembangunan Kota Iran, Mehrdad Bazrpash melawat ke Damaskus dan bertemu Presiden Bashar Assad serta para petinggi Suriah lain. Perkembangan terbaru adalah rencana kunjungan Presiden Ebrahim Raisi dalam waktu dekat ke Suriah.

Hubungan Iran-Suriah memiliki dampak sentral dan fundamental dalam posisi Suriah di perang Arab dan Palestina melawan Israel serta penggagalan konspirasi Amerika-Zionis terhadap Damaskus. Pada hakikatnya, kedekatan Iran-Suriah berarti meningkatnya ancaman terhadap Rezim Zionis.

Berikut ini adalah dampak-dampak terpenting hubungan Teheran-Damaskus:

Pertama, kegagalan salah satu tujuan terpenting persekongkolan Amerika-Israel, yaitu mengeluarkan Suriah dari perimbangan preventif di Poros Perlawanan terhadap Rezim Zionis.

Kedua, membatasi ruang gerak jet-jet Israel di zona udara Suriah, serta menggerogoti daya prevensi Rezim Zionis dan di pihak lain, memperkuat daya tangkal Suriah.

Ketiga, memperkuat perimbangan keamanan bersama Poros Perlawanan dan menggagalkan upaya musuh untuk menyingkirkan Suriah dari Poros Perlawanan.

Keempat, menggagalkan upaya Israel untuk memanfaatkan krisis di selatan Suriah serta menjalin hubungan dengan kelompok Druze di Golan dan memupus ambisi-ambisi Rezim Zionis di selatan Suriah.

Kelima, menciptakan stabilitas internal Suriah dan mengancam Israel melalui penyeragaman front domestik di hadapan Rezim Zionis.

Keenam, merekonstruksi sistem pertahanan udara dan rudal Suriah serta menciptakan perimbangan prevensi baru yang menguntungkan Suriah, dan pada akhirnya menyeret Israel ke perang yang berusaha dihindarinya selama 10 tahun terakhir.

Ketujuh, salah satu dampak tak langsung hubungan Iran-Suriah adalah menggagalkan kerja sama Rusia-Israel berkat hubungan dekat Teheran-Moskow di Suriah.

Kedelapan, memulihkan hubungan Suriah dengan faksi-faksi Palestina, yang berpengaruh dalam merusak proyek normalisasi Israel-Arab dari satu sisi, dan dari sisi lain, meningkatkan kekhawatiran keamanan bagi Rezim Zionis.