Indonesia dan Iran Sepakati Transaksi dengan Mata Uang Nasional

Share

POROS PERLAWANAN – Dalam jumpa pers bersama Presiden Indonesia, Joko Widodo pada Selasa 23 Mei, Presiden Iran, Ebrahim Raisi mengutarakan harapannya bahwa kunjungan kali ini bisa memperluas hubungan Teheran-Jakarta.

“Selama 70 tahun hubungan diplomatik, kedua negara selalu memiliki interaksi baik di berbagai bidang politik, ekonomi, dagang, regional, dan internasional,” kata Raisi, al-Alam memberitakan.

Sembari menyinggung bahwa Iran dan Indonesia berencana meningkatkan volume transaksi dagang hingga angka 20 miliar Dolar, Raisi menyatakan bahwa kedua negara memutuskan untuk menggunakan mata uang nasional dalam transaksi mereka.

“Hari ini, para pejabat kedua negara menandatangani berbagai dokumen untuk kerja sama di banyak bidang, yang menunjukkan niat dan tekad mereka demi memperluas hubungan di semua sektor,” tandas Raisi.

Ia mengatakan bahwa Iran telah mengambil langkah-langkah berharga dalam perkembangan ilmu dan teknologi serta perluasan ekonomi di tengah tekanan dan sanksi-sanksi berat. Raisi menegaskan bahwa embargo dan intimidasi tidak sanggup menghentikan Iran.

Kerja sama dan hubungan dengan negara-negara Muslim, tetangga, dan sepaham disebut Raisi sebagai prioritas kebijakan luar negeri Iran.

“Sangat penting bagi Iran untuk memperluas hubungan dengan Indonesia, sebagai salah satu negara penting dan berpengaruh di Asia serta dunia, yang juga menjadi anggota di organisasi-organisasi penting regional dan internasional,” imbuhnya.

Menurut Raisi, Teheran-Jakarta memiliki pandangan seragam terkait isu-isu regional dan internasional, termasuk isu Palestina dan kondisi Afghanistan.

“Kedua negara berkomitmen untuk membela hak-hak bangsa Palestina hingga dibebaskannya Quds. Kami juga berpandangan serupa terkait keharusan membentuk pemerintahan menyeluruh di Afghanistan yang mewakili semua suku dan mazhab, serta mewujudkan hak semua rakyat negara itu,” kata Raisi.

Dua dekade kehadiran AS di Afghanistan disebut Raisi tidak menghasilkan apa pun selain kehancuran dan pembunuhan, termasuk cacatnya 35 ribu anak Afghanistan. Ia menegaskan bahwa Iran dan Indonesia dalam isu-isu regional-internasional berjuang secara serius untuk melawan unilateralisme.

Raisi berharap, lawatannya ini bisa mengembangkan interaksi bilateral antara dua negara besar Islam di Kawasan dan Dunia, yang dampak-dampaknya akan semakin sempurna dengan kunjungan balasan Presiden Indonesia ke Iran.