Kabinet Netanyahu: Tampak Bersatu di Luar, Kacau Balau di Dalam

Share

POROS PERLAWANAN – Knessett terpaksa mengamendemen sebuah bagian dari UUD Israel, yang mencegah pencalonan orang-orang di Kabinet yang “memiliki tujuan atau tindakan teroris atau rasis”.

Dilansir al-Alam, tujuan tindakan ini adalah melapangkan jalan bagi PM baru Israel, Benyamin Netanyahu agar ia bisa memasukkan figur-figur Zionis yang tertuduh melakukan kejahatan ekonomi dan terorisme ke dalam Kabinetnya; Kabinet yang dianggap paling radikal, sayap kanan, dan rasis di sepanjang sejarah Rezim Zionis.

Dengan adanya amendemen ini, Ketum Partai Shas, Aryeh Deri, diperkenankan menjadi menteri, kendati ia mendapatkan vonis pidana. Ketum Partai Zionisme Religius, Bezalel Smotrich juga bisa masuk Kabinet sebagai “Menteri Kedua” di Kementerian Perang Israel.

UU “Deri-Smotrich” yang telah disahkan Parlemen Israel ini adalah penggabungan dua draf yang berbeda. Salah satunya adalah amendemen dalam bentuk pemberian izin kepada kandidat yang dijatuhi vonis penjara untuk bisa menjadi Menteri (Deri dijatuhi vonis penjara awal tahun ini dalam kasus penggelapan pajak). Draf kedua mengizinkan pengangkatan lebih banyak menteri untuk satu Kementerian. Dengan demikian, Smotrich akan menjadi “Menteri Tambahan” di Kementerian Perang, yang memiliki wewenang di Kantor Sipil dan Kantor Koordinasi Operasi Pemerintah di kawasan-kawasan Palestina.

Jelas bahwa awal buruk untuk pembentukan Kabinet yang terdiri dari para teroris, rasis, pencuri, dan koruptor ini sudah cukup bagi kita untuk menebak nasib akhirnya.

Menurut para pengamat, nyaris tidak ada kepercayaan antara Netanyahu dan para sekutunya. Inilah faktor yang menyebabkan pembentukan Kabinet tertunda dan akan menyebabkannya segera runtuh.

Kepala Staf Umum Tentara Israel, Aviv Kochavi mengkritik Netanyahu karena memindahkan wewenang dari Kementerian Keamanan dan Perang ke Partai Zionisme Religius.

Pendahulu Kochavi, Gadi Eizenkot juga menyatakan bahwa pemilihan Smotrich sebagai Menkeu dan Itamar Ben-Gvir sebagai Menteri Keamanan Nasional adalah “sebuah perjudian”.

Mantan PM Israel, Yair Lapid juga mengatakan bahwa Netanyahu adalah PM paling lemah dan Kabinetnya dalam situasi kacau-balau. Ia menyebutnya bukan Kabinet sayap kanan, tapi sebuah Kabinet gila yang akan menghancurkan Israel dari dalam.

Analis militer di harian Yedioth Ahronoth, Yossi Yehoshua mengomentari kontak telepon Kochavi dengan Netanyahu dengan berkata bahwa “Tentara Israel berada dalam kekacauan”.

Jelas bahwa dengan membentuk Kabinet yang terdiri dari partai-partai radikal ini, Netanyahu hanya bertujuan untuk menyelamatkan diri dari tuduhan-tuduhan korupsi yang dilayangkan kepadanya, bahkan meski itu akan berujung kepada kehancuran Israel.