Kataib Hizbullah Tegaskan Perlunya Pelibatan Komandan al-Hashd al-Shaabi dalam Tim Negosiator Irak dengan AS

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Penanggung Jawab Keamanan Kataib Hizbullah Irak, Abu Ali al-Askari, mengkritik susunan anggota Tim Negosiator Irak dengan AS.

“Kami dikejutkan oleh tim yang dibentuk untuk berunding dengan AS, sebab kebanyakan anggotanya sejalan dengan proyek AS di Irak,” tegas al-Askari dalam statemennya.

Menurut laporan kanal berita al-Abaa, pejabat Irak ini menyatakan, kelompok-kelompok politik harus mengubah tiga anggota yang tercantum dalam tim negosiator, sebab mereka dikenal dekat dengan Washington.

Al-Askari menuntut agar salah satu Komandan al-Hashd al-Shaabi dan seorang tokoh suku Irak dimasukkan dalam Tim Negosiator.

Selain dua orang di atas, kata al-Askari, juga harus ada seorang tokoh media nasionalis, yang menjadi bagian dari Tim Negosiator sebagai pengamat untuk mewartakan semua detail perundingan secara transparan.

Al-Askari mengatakan, Kataib Hizbullah baru akan mengumumkan sikapnya terkait perundingan Irak-AS usai pertemuan resmi pertama delegasi kedua negara.

Komisi Luar Negeri Parlemen Irak pada hari Minggu 7 Juni mengumumkan nama-nama anggota Tim Negosiator Irak dengan pihak AS.

Rencananya, perundingan ini akan dilangsungkan pada 10 Juni mendatang. Anggota Komite Keamanan dan Pertahanan Parlemen Irak, Badr al-Ziyadi, menegaskan, kesepakatan strategis Irak dengan AS akan mengarah pada “keluarnya pasukan militer”.

Adapun yang dimaksud dengan kesepakatan strategis adalah perjanjian yang dibuat antara Irak dan AS pada tahun 2009 lalu, yang berujung pada kerja sama keamanan dua negara dan keluarnya Pasukan AS dari Irak.

Al-Ziyadi menandaskan, yang menjadi prioritas dalam perundingan adalah menjaga kedaulatan Irak. Juga bahwa semua keputusan Pasukan Koalisi harus diberitahukan terlebih dahulu kepada Pemerintah Irak.

“Sebelum ini, Pasukan Koalisi membuat rencana dan menjalankannya, kemudian baru mengumumkannya. Namun hari ini semua telah berubah. Irak-lah yang sekarang mesti mengambil keputusan,” tegas al-Ziyadi.