Kecam AS Soal ‘Solusi Dua Negara’, Politisi Palestina: Andai Jujur, Semestinya AS Dukung Palestina Merdeka

Share

POROS PERLAWANAN– Sekjen Inisiatif Nasional Palestina Mustafa Barghouti menyatakan, AS bicara soal Solusi 2 Negara untuk mengatasi pertikaian Palestina-Israel, tapi tidak benar-benar bermaksud untuk membentuk sebuah negara Palestina.

Dalam wawancara dengan al-Alam, Barghouti berkata bahwa andai tujuan Washington adalah membentuk negara Palestina, semestinya AS mendukung diakuinya Palestina sebagai negara merdeka, menentang pembangunan pemukiman Zionis di Tepi Barat, dan mengumumkan bahwa Israel harus mengakhiri pendudukan atas kawasan 1967.

“Netanyahu berkuasa sejak tahun 1994. Semenjak itu, dia menghalangi terbentuknya negara merdeka Palestina. Ia mengeklaim, seluruh negeri Palestina hanya milik Yahudi. Dia-lah yang memprovokasi publik Israel untuk menentang Yitzhak Rabin (PM Israel terdahulu) sehingga menyebabkan dia diteror, sebab Rabin meneken kesepakatan damai dengan Palestina,” kata Barghouti.

“Kebijakan Netanyahu yang tidak pernah berubah adalah tidak ada tempat untuk negara Palestina atau perdamaian hakiki. Dia ingin menjalankan proyek Yahudisasi di seluruh Palestina. Ketika Netanyahu mengizinkan Smotrich untuk memperluas pembangunan pemukiman di Tepi Barat sesuka hatinya, itu tidak berarti karena Netanyahu ditekan oleh Smotrich. Justru Netanyahu sendiri yang menghendaki kebijakan tersebut dan memanfaatkan Smotrich untuk mengeksekusinya.”

“Netanyahu ingin memperluas dan meneruskan perang. Statemen-statemennya menunjukkan kebohongan klaim AS bahwa Israel menerima menerima proposal Biden, tapi Hamas menolaknya.”

“Netanyahu secara terang-terangan menyatakan, dia tidak bakal menerima proposal Biden. Sebab itu, saat ia berkata Israel siap menerima pertukaran tawanan terbatas, lalu akan kembali berperang, itu disebabkan dia tahu Hamas tidak akan menyetujui pertukaran tawanan terbatas.”

“Dia ingin melanjutkan agresi ke Gaza dan memerangi Lebanon, sebab berakhirnya [perang sama saja dengan berakhirnya karir politik Netanyahu. Di sisi lain, kembalinya kapal induk USS Eisenhower ke Kawasan menandakan kesiapan AS untuk menyertai Israel dalam perang.”

Menurut Barghouti, sejumlah pihak mempersiapkan atmosfer internasional untuk serangan ke Lebanon. Salah satunya adalah artikel dusta Daily Telegraph yang mengeklaim keberadaan rudal-rudal terpandu Hizbullah di bandara Beirut. Tujuannya adalah pembenaran serangan atas bandara tersebut. Selain itu, media dan Kedubes-kedubes Israel di seluruh dunia berusaha mengesankan Hizbullah sebagai pihak bersalah atas meningkatnya ketegangan. Tujuan mereka adalah menjustifikasi agresi ke Lebanon.