Klaim Dusta New York Times Soal Penyebab Gugurnya Ismail Haniyeh

Share

POROS PERLAWANAN– Setelah gugurnya Ketua Kantor Politik Hamas Ismail Haniyeh, harian New York Times mengutip dari 7 sumber tentang kronologi syahadah Haniyeh. Harian AS ini mengeklaim, Haniyeh tewas karena “bom yang diletakkan di kamarnya sejak 2 bulan sebelumnya.”

Diberitakan Fars, laporan New York Times menyebutkan bahwa Haniyeh menetap di kamar tersebut dalam lawatan-lawatan sebelumnya ke Ibu Kota Iran. Menurut New York Times, setelah para pelaku teror memastikan keberadaan Haniyeh di kamar tersebut, mereka meledakkan bom dari jarak jauh, sehingga menewaskan Haniyeh beserta pengawalnya saat itu juga.

Setelah New York Times, klaim ini juga disebarkan oleh sejumlah media pro-Zionis lainnya. Situs-situs Axios, Bloomberg, dan selainnya memublikasikan skenario-skenario bohong lain berdasarkan laporan New York Times.

Media-media Poros Zionisme Global menyebarkan klaim soal penyebab gugurnya Haniyeh ini dengan tujuan untuk mencegah dampak teror ini atas Rezim Zionis. Mereka bertujuan mengesankan bahwa Tel Aviv tidak terlibat dalam pelanggaran kedaulatan teritorial dan agresi ke Iran. Tindakan ini dirancang sebagai operasi media setelah Israel berkelit dari menerima tanggung jawab teror Haniyeh.

Metode pembohongan media-media ini, yang dilakukan dengan cara “menukil dari sumber-sumber terpercaya”, juga kerap dilakukan kelompok anti-Revolusi Islam. Dalam berbagai momen, termasuk saat kerusuhan kematian Mahsa Amini atau sebelum berlangsungnya pemilu legislatif, New York Times secara rutin memublikasikan berita soal “sakitnya Pemimpin Iran Ayatullah Ali Khamenei dan kondisi kritisnya.”

Sebelum ini, kubu anti-Revolusi Islam memublikasikan dusta-dusta ini di media-media utama berbahasa Parsi mereka. Namun kredibilitas media-media ini tereduksi lantaran terus menggunakan metode serupa. Maka media-media berbahasa Parsi pun dipinggirkan dan misi penyebaran dusta ini diserahkan kepada media-media mainstream yang dipandang “lebih kredibel” di mata dunia. Namun digunakannya cara ini secara berlebihan oleh New York Times juga telah menjatuhkan kredibilitasnya.