Lantaran Dengki dan Takut, AS Pilih Ragukan Kemampuan Iran Bikin Rudal Hipersonik

Share

POROS PERLAWANAN – Pentagon menyatakan bahwa Iran dikabarkan telah membuat rudal hipersonik. Namun pihaknya mengaku masih meragukan kebenaran berita ini.

Dilansir al-Alam, jelas bahwa keyakinan atau keraguan AS terkait peristiwa di Iran tak ada hubungannya dengan realita di negara ini. Semua itu hanyalah apa yang ingin didengar AS soal Iran, bahkan meski itu berlawanan dengan fakta paling jelas sekalipun.

AS gemar mempertanyakan setiap berita tentang kemajuan dan kekuatan preventif Iran, hingga batas seolah ia berkata, ”Aku ragu, maka aku ada.” Namun sebenarnya, keragu-raguan AS ini sendiri “harus diragukan”.

Ketidakpercayaan AS tentang kemajuan Iran bermula saat Iran meluncurkan rudal pertama buatan ilmuwan lokal. Di masa itu, AS mengklaim bahwa Iran membelinya dari Korut. Namun belakangan, ketika Iran memproduksi lebih banyak rudal, keraguan AS tidak berubah dan kali ini menyatakan bahwa Teheran mengambil teknologi pembuatan rudal dari Pyongyang.

Kisah serupa terulang sehubungan dengan program damai nuklir Iran. AS meragukan kemampuan Iran dalam memproduksi reaktor nuklir dan pengayaan uranium dengan persentase tinggi. Namun setelah Iran terbukti bisa melakukannya, AS dengan kerja sama Israel berusaha membendung kemajuan program nuklir Iran. Salah satunya dengan cara meneror para ilmuwan nuklir Iran.

Begitu pula halnya dengan drone-drone buatan Iran. AS mempertanyakan kemampuan Iran membuat drone. Akan tetapi sekarang, di mana pun ada serangan drone, AS langsung menuding drone-drone Iran sebagai pelakunya. Bahkan AS sampai mengklaim bahwa Rusia bisa mengubah perimbangan perang di Ukraina berkat drone-drone Iran.

Penyakit keraguan ini kian akut saat Iran meluncurkan roket pembawa satelit pertamanya. Ketika satelit ini sukses mengorbit dan Iran berhasil memulangkan makhluk hidup setelah mengirimnya ke luar angkasa, AS pun menuding bahwa kemajuan ini akan meningkatkan kemampuan militer Iran.

Kemampuan Iran membuat sistem pertahanan udara pun tak luput dari keragu-raguan AS. Hingga akhirnya Iran dengan sistem pertahanan udara lokal “Sevvom-e Khordad” menembak jatuh drone Global Hawk di ketinggian 20 ribu meter; drone sangat mahal yang dianggap sebagai puncak industri militer Paman Sam.

Keraguan terbaru, AS mempertanyakan rudal hipersonik buatan Iran; rudal dengan 5 kali kecepatan suara dan bisa menerobos segala sistem pertahanan udara.

Wajar jika AS meragukan rudal ini, sebab ia memiliki kemampuan manuver tinggi hingga gerakan dan arahnya sulit ditebak. Artinya, semua sistem pertahanan udara di Kawasan, yang dibeli negara-negara Timteng dengan harga sangat mahal dari AS, tak lebih dari potongan besi di hadapan rudal ini.

Penyair ternama Arab, Tarfah bin Abd mengatakan, ”Dengan berlalunya waktu, hal-hal yang tidak kalian ketahui akan menjadi jelas… Akan terbetik berita-berita yang belum pernah kalian dengar sebelumnya.”