Mantan Menlu Lebanon: Terpilihnya Presiden Baru dalam Waktu Singkat Bukti Kekuatan dan Transparansi Politik Iran

Share

POROS PERLAWANAN– Dalam wawancara dengan al-Alam, mantan Menlu Lebanon Adnan Mansour menyatakan,”Berlangsungnya Pilpres dalam waktu singkat setelah gugurnya Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter menunjukkan kekuatan sistem Republik Islam.”

Menurut Mansour, sejarah menunjukkan bahwa Republik Islam Iran telah melewati berbagai situasi krisis. “Kesuksesan proses Pilpres dan terpilihnya Presiden baru dalam waktu singkat adalah bukti kekuatan dan transparansi politik serta demokrasi Iran. Hal ini juga melenyapkan spekulasi Barat soal terjadinya kekacauan dan kerusuhan setelah terjadinya kecelakaan udara,” tandas Mansour.

“Siapa pun yang berpikir Iran akan menjauh dari prinsip-prinsip Revolusi Islam, berarti dia salah besar. Sebab Presiden Iran, baik dia dari kalangan reformis atau konservatif, selalu memikirkan kepentingan tinggi Iran terlebih dahulu.”

Masoud Pezeshkeyan mengalahkan kompetitornya Saeed Jalili dalam Pilpres ke-14 Republik Islam Iran. Pilpres ini diadakan hanya kurang lebih 50 hari setelah terjadinya kecelakaan helikopter yang membawa Presiden Raisi dan rombongannya.

Dalam putaran kedua Pilpres ke-14 Iran, Pezeshkeyan mendapatkan 16.384.403 suara dari total 30.530.157 pemilih. Kandidat lain Saeed Jalili mendapatkan 13.538.179 suara.

Kemendagri Iran mengumumkan, persentase keikutsertaan dalam putaran kedua Pilpres ke-14 ini sebanyak 49,8 persen.

Pilpres Iran berlangsung di tengah propaganda masif kelompok anti-Revolusi Islam untuk memboikot Pilpres. Warga Iran di luar negeri, seperti Inggris dan Australia, menjadi sasaran intimidasi saat hendak memberikan suara mereka di Pilpres kali ini.