Mantan Menteri Pertahanan AS: Trump Presiden Pertama yang Sengaja Adu Domba Rakyat Amerika

Share

POROS PERLAWANAN – Mantan Menteri bidang Pertahanan Donald Trump, mengecam langkah-langkah yang diambil Trump dalam menghadapi protes anti-rasisme yang terus menyebar ke seluruh AS, menyebut Trump sengaja mengadu domba rakyat Amerika, Press TV melaporkan.

“Donald Trump adalah presiden pertama dalam hidup saya yang tidak mencoba menyatukan rakyat Amerika -bahkan tidak berpura-pura mencoba. Sebaliknya, dia mencoba memecah belah kita,” kata James Mattis dalam tegurannya terhadap presiden.

Kritik dari Mattis ini meliputi keputusan Trump untuk mengerahkan kekuatan militer dalam menghadapi protes yang mencari keadilan untuk George Floyd, dan kalimat-kalimat provokatif yang kerap dilontarkannya.

“Kita sedang menyaksikan konsekuensi dari tiga tahun upaya yang disengaja ini. Kita menyaksikan konsekuensi dari tiga tahun tanpa kepemimpinan yang matang,” tambahnya.

Selain Mattis, Mantan Kepala Staf Gabungan AS, Martin Dempsey juga mengecam Presiden Donald Trump dan gagasan berbahayanya untuk melibatkan militer dalam menghadapi rakyat sipil.

“Gagasan bahwa presiden akan bertanggung jawab atas situasi menggunakan militer itu mengganggu saya,” kata Dempsey dalam sebuah wawancara dengan NPR, Kamis.

“Gagasan bahwa militer akan dipanggil untuk mendominasi dan menekan protes yang sebagian besar berjalan damai … dan bahwa entah bagaimana militer akan masuk dan menenangkan situasi itu sangat berbahaya bagiku,” tambahnya.

Protes berlanjut hingga malam kesepuluh di puluhan kota di Amerika menyusul upacara pemakaman Floyd, yang terbunuh minggu lalu oleh kebrutalan polisi Minneapolis.

Trump telah meminta para gubernur negara bagian untuk mengerahkan Garda Nasional, mendesak bahwa mereka perlu “mendominasi” para pemrotes.

Floyd meninggal di Minneapolis pada 25 Mei setelah mantan perwira polisi Derek Chauvin meletakkan lututnya di leher Floyd selama hampir sembilan menit saat penangkapan.

Kematian Floyd telah menyalakan kembali amarah yang telah lama dipendam atas kasus pembunuhan oleh polisi terhadap orang Afro-Amerika dan memicu gelombang kerusuhan sipil di seluruh negeri, gelombang aksi terbesar sejak protes pembunuhan Martin Luther King Jr tahun 1968.

Kelompok-kelompok hak-hak sipil AS mengajukan gugatan pada hari Kamis terhadap Trump, setelah polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran yang damai di luar Gedung Putih untuk memberikan jalan bagi Trump yang akan menuju ke sebuah gereja untuk sesi foto pada awal minggu ini.