Media Ibrani Akui Israel Ragu-ragu Balas Serangan Iran

Share

POROS PERLAWANAN– Dikutip Mehr dari al-Jazeera, media-media Zionis berbicara tentang substansi balasan potensial Israel terhadap serangan rudal Iran beberapa waktu lalu. Mereka juga membahas isu para tawanan Israel di Gaza dan rencana keluarga para tawanan mengadakan demo besar menjelang peringatan satu tahun Badai al-Aqsa.

Pada awal Oktober silam, Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) melancarkan serangan rudal besar ke Israel. Serangan itu dilakukan untuk membalas teror terhadap Sekjen Hizbullah Sayyid Hasan Nasrallah, Syahid Ismail Haniyeh, dan petinggi IRGC Abbas Nilforushan. IRGC menembakkan 200 rudal balistik ke berbagai situs militer dan vital di dalam Tanah Pendudukan.

Meski demikian, analis masalah militer Kanal 13 Israel, Alon Ben-David memperingatkan bahwa Israel “berada dalam kondisi buruk di Timteng.” Ia pun menyinggung keragu-raguan antara nafsu untuk membalas serangan Iran dan kekhawatiran terseretnya Israel ke dalam sebuah konfrontasi langsung.

Sehubungan dengan kemampuan Israel membalas serangan Iran, pakar keamanan nasional Israel, Kobi Marom memperingatkan soal kepercayaan diri berlebihan tentang kemampuan Militer Rezim Zionis untuk membalas Iran sendirian.

Marom berpendapat, segala bentuk serangan Iran harus dilakukan dengan koordinasi bersama AS. Ia menilai, mustahil Washington bersedia terlibat langsung dalam serangan semacam ini.

Di sisi lain, terkait dengan isu tawanan Israel. media-media Ibrani menyatakan bahwa perundingan telah menemui jalan buntu. Mereka melaporkan, isu tawanan Israel “tidak dibahas dalam rapat-rapat keamanan.”

PM Israel Benyamin Netanyahu menyatakan, perang di Gaza hanya akan berakhir jika Hamas menyerah dan para tawanan dibebaskan. Saudara salah seorang tawanan Israel, Dani Elgarat menyebut statemen Netanyahu itu “omong kosong dan tidak bermoral.” Ia mengatakan, Netanyahu telah gagal dalam mengelola masalah tawanan Israel.