Militer China Usir Kapal Perang AS yang Masuk secara Ilegal ke Laut China Selatan

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Militer China mengatakan pihaknya memantau dan mengusir kapal perang AS yang secara ilegal memasuki perairan di sekitar Laut China Selatan.

Militer mengatakan pada Kamis bahwa kapal perusak berpeluru kendali AS, Milius, secara ilegal menyusup ke perairan teritorial China, di sekitar Kepulauan Paracel.

“Pasukan Teater akan mempertahankan keadaan siaga tinggi setiap saat dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk secara tegas menjaga kedaulatan dan keamanan nasional serta perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan,” kata Jubir Komando Teater Selatan China, Tian Junli.

Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan itu dengan meningkatnya aktivitas militer Washington di Asia-Pasifik.

Angkatan Laut AS mengatakan bahwa pernyataan militer China yang mengatakan pihaknya mengusir kapal perusak AS itu salah.

“USS Milius sedang melakukan operasi rutin di Laut China Selatan dan tidak diusir. Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan,” demikian pernyataan dari Armada ke-7 Angkatan Laut AS.

“Intrusi” terjadi setelah AS meluncurkan latihan anti-kapal selam dengan Kanada, India, Jepang, dan Korea Selatan pada Rabu.

AS juga mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka akan mengadakan latihan militer gabungan terbesar dengan Filipina bulan depan.

Latihan tersebut akan mencakup, untuk pertama kalinya, latihan tembakan langsung di Laut China Selatan dan simulasi pertahanan pulau kecil Filipina yang berjarak hampir 300 kilometer selatan Taiwan.

China telah menyatakan keprihatinan atas latihan AS di Asia-Pasifik.

Presiden Xi Jinping dan Menteri Luar Negeri yang baru diangkat, Qin Gang keduanya menggunakan bahasa yang keras minggu lalu, mengecam AS karena mempertahankan “mentalitas Perang Dingin”.

Angkatan Laut AS secara teratur mengirim kapal perangnya ke tempat yang dianggap Beijing sebagai perairan teritorialnya, tetapi Washington mmenyebutnya”kebebasan operasi navigasi”.

Peregangan otot baru oleh AS terjadi setelah Presiden Xi melakukan kunjungan profil tinggi ke Rusia, menandatangani perjanjian dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin untuk membawa hubungan mereka ke dalam “era baru” kerja sama.

Pembicaraan itu dimaksudkan untuk memperkuat kemitraan “tanpa batas” yang diumumkan kedua pemimpin Februari lalu.