Motif dan Tujuan Serangan Histeris Israel ke Suriah

Share

POROS PERLAWANAN – Serangan udara dan rudal Israel ke Suriah meningkat secara signifikan akhir-akhir ini. Hal tersebut memunculkan banyak pertanyaan terkait motif perilaku histeris Rezim Zionis, terutama bahwa para pengamat memprediksi terjadinya perang saudara di Tanah Pendudukan, yang merupakan akibat dari proyek kontroversial reformasi sistem peradilan yang dipaksakan Netanyahu.

Dilansir al-Alam, sulit untuk memahami perilaku histeris Israel ini, kecuali jika kita menempatkannya dalam bingkai perkembangan-perkembangan dinamis regional dan internasional; perkembangan-perkembangan yang berhubungan dan saling memengaruhi satu sama lain.

Bila kita mengarahkan pandangan sepintas kepada perkembangan regional-internasional, kita akan melihat bahwa banyak darinya yang mengejutkan Aliansi AS-Zionis. Dahulu mereka berpikir bahwa agresi-agresi ke Suriah tidak akan berpengaruh kepada perkembangan regional-internasional, atau bahwa serangan-serangan itu tidak akan dibalas.

Puncak dari perkembangan-perkembangan ini adalah pemulihan hubungan Iran-Saudi, yang masih merupakan petir di atas kepala AS dan Israel.

Tak dapat dibantah bahwa rekonsiliasi ini telah menggagalkan konspirasi keduanya untuk membentuk “NATO Arab-Israel” dengan dipimpin AS untuk menghadapi Iran.

Dari sisi lain, negara-negara Arab juga telah memulihkan hubungan dengan Suriah. Puncaknya adalah kedekatan Riyadh dan Damaskus, yang membuat Suriah secara resmi diundang ke Saudi untuk menghadiri konferensi Liga Arab di Riyadh. Perkembangan ini berarti kegagalan proyek AS-Zionis untuk melemahkan Suriah dan memecah-belahnya.

Rekonsiliasi Iran-Saudi dan pemulihan hubungan Damaskus-Riyadh adalah pukulan telak atas fenomena normalisasi hubungan sejumlah negara dengan Tel Aviv. Selain itu, hal ini juga menghantam proyek boikot dan pelemahan Poros Perlawanan.

Kepala Staf Umum Tentara AS, Mark Milley memberikan sebuah pengakuan yang patut diperhatikan. Dia mengakui ketidakmampuan pasukan Ukraina dan NATO untuk merebut wilayah-wilayah di Ukraina (yang mayoritas dihuni orang Rusia) dari tangan Moskow. Pengakuan ini harus dipandang berkaitan dengan perkembangan di Kawasan.

Pada hakikatnya, pengakuan ini adalah pengakuan akan kegagalan proyek AS di Ukraina yang diciptakan guna memerangi poros Rusia-China, namun berujung kepada kian sempitnya ruang gerak Paman Sam di Timteng.

Oleh karena itu, serangan-serangan ke Suriah atau ledakan kendaraan berisi bom, termasuk di kawasan al-Mazzeh, Suriah, begitu pula di St. Pettersburg di Rusia, juga upaya untuk memprovokasi Teheran dengan cara mengirim pesawat militer AS yang melanggar zona udara Iran, semua ini adalah bagian dari tindakan Aliansi Kejahatan AS-Zionis yang ingin menebus kegagalan proyek-proyek mereka di hadapan Poros Perlawanan serta Rusia-China.