New York Times Tegaskan Miliki Bukti Konkret para Sniper Israel Bunuh Bocah-bocah Gaza

Share

POROS PERLAWANAN– Pada hari Sabtu lalu, New York Times mengutip kesaksian dari para awak medis di Gaza bahwa para penembak runduk Israel secara sengaja membunuh anak-anak Gaza.

Setelah para aktivis pro-Israel mengkritik laporan tersebut, NYT dalam statemennya menegaskan validitas bukti-bukti atas laporan itu.

Dikutip al-Alam dari Rai al-Youm, NYT pada hari Rabu kemarin menyatakan,”Apa yang dipublikasikan dalam laporan Sabtu lalu, yang dinukil dari para awak medis di Gaza dan kesaksian tentang horor yang mereka saksikan sejak awal perang, benar-benar valid. Kritik para pendukung Israel terhadap laporan tersebut tidak berdasar dan tanpa bukti.”

Para pendukung Rezim Zionis mengkritik kesaksian 65 awak medis di Gaza soal penargetan anak-anak oleh para penembak runduk Israel. NYT menegaskan, kebenaran kesaksian para awak medis itu telah diverifikasi dengan bukti-bukti foto dan video.

“Kami telah melakukan pemeriksaan tambahan untuk menguji kebenaran foto-foto tersebut. Foto-foto itu ditunjukkan kepada para pakar independen di bidang cedera yang disebabkan senjata api, pakar radiologi, dan ahli pengawasan cedera kejiwaan anak-anak. Semua mereka memverifikasi kebenaran bukti-bukti tersebut,” tandas NYT.

“Ada foto-foto lain yang mendukung pernyataan para saksi. Namun diputuskan bahwa foto-foto memilukan dari anak-anak yang terluka di bagian kepala dan leher itu tidak dipublikasikan. Pada Sabtu lalu, para dokter relawan yang bekerja di Gaza menceritakan adegan-adegan mengerikan yang mereka saksikan di beberapa rumah sakit Gaza.”

Salah satu kesaksian yang dikutip NYT berasal dari dokter asal AS, Mohammed Rasoul Abu Nawar. Menurut Abu Nawar, dia telah merawat banyak anak di UGD rumah sakit tempat ia bekerja. Ia berkata bahwa pada suatu malam dan hanya dalam rentang waktu 4 jam, ia melihat 6 anak berusia antara 5 hingga 12 tahun yang tengkorak kepala mereka terkena peluru.

Pernyataan Abu Nawar dibenarkan oleh dokter ahli ortopedi, Mark Perlmuter. Dr. Irfan Jallaria juga menyatakan, ia menangani sejumlah anak berusia 5 hingga 8 tahun yang kepala mereka terkena peluru. Semua mereka meninggal tanpa terkecuali.

Dr. Khawjah Ikram dalam wawancaranya dengan NYT mengatakan,”Suatu hari saat berada di UGD, saya melihat 2 anak berusia 3 dan 5 tahun yang kepala mereka berlubang karena peluru. Saya mendapat informasi bahwa mereka diberi tahu kalau Israel sudah keluar dari Khan Younis. Sebab itu, mereka pulang ke rumah. Namun penembak runduk Israel menembaki mereka.”