Pasukan Pendudukan AS Bangun Pangkalan Militer Baru di Barat Laut Suriah

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, militer AS dilaporkan membangun pangkalan militer baru di provinsi Raqqah di barat laut Suriah sebagai bagian dari upaya untuk melanggengkan pendudukannya di negara Arab yang dilanda konflik dan lebih jauh menjarah cadangan energi, tanaman gandum, dan mineralnya.

Apa yang disebut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, mengutip sumber yang dapat dipercaya, melaporkan pada Kamis bahwa fasilitas militer sedang dibangun di dekat Jembatan al-Rashid di pintu masuk selatan Ibu Kota provinsi Raqqah.

Lembaga pemerhati perang yang berbasis di Inggris itu mengatakan bahwa perkembangan tersebut terjadi meskipun pasukan AS telah menarik diri dari Raqqah lebih dari tiga tahun lalu.

Militer AS telah lama menempatkan pasukan dan peralatannya di Suriah timur laut, dengan Pentagon mengklaim bahwa pengerahan itu bertujuan untuk mencegah ladang minyak di daerah itu jatuh ke tangan teroris ISIS.

Damaskus, sebaliknya, percaya bahwa tujuan AS mempertahankan pasukannya justru dimaksudkan untuk menjarah sumber daya alam negara itu. Mantan Presiden AS, Donald Trump juga mengakui dalam beberapa kesempatan bahwa pasukan Amerika berada di Suriah untuk kekayaan minyaknya.

Kembali pada 2 Desember, seorang Jubir Kementerian Luar Negeri China mengecam pengerahan pasukan militer AS di Suriah dan penyelundupan minyak dan biji-bijian, menyebutnya tindakan ilegal.

“Penempatan pasukan AS di Suriah adalah ilegal. Penyelundupan minyak dan biji-bijian oleh AS dari Suriah adalah ilegal. Serangan rudal AS terhadap Suriah juga ilegal,” kata Zhao Lijian dalam jumpa pers harian di Ibu Kota Beijing.