Pemimpin Iran: Jumlah Muslimin yang Banyak Tak Bisa Disebut ‘Umat’ Lantaran Masih Terpecah, Belum Terkoordinasi dan Termotivasi

Share

POROS PERLAWANAN– Dalam pertemuan dengan para Dubes negara-negara Muslim dan peserta Konferensi Persatuan Islam di Teheran pada Sabtu 21 September, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei menyatakan, ”Dengan terbentuknya Umat Islam, Muslimin dengan kekuatan internalnya bisa menyingkirkan kanker Rezim Zionis dari Palestina, serta memusnahkan hegemoni dan intervensi AS di Kawasan.”

“Hari ini, ada banyak negara-negara Islam. Ada sekitar 2 miliar Muslim hidup di dunia. Namun mereka tidak bisa disebut ‘umat’, sebab ‘umat’ adalah himpunan yang bergerak menuju satu tujuan secara terkoordinasi dan termotivasi. Sementara kita saat ini terpecah,” kata Ayatullah Khamenei, diberitakan al-Alam.

Pemimpin Tertinggi Iran berpendapat bahwa perpecahan Muslimin menyebabkan mereka dikuasai musuh Islam dan membuat sebagian negara Islam merasa membutuhkan AS.

“Jika Muslimin tidak terpecah-belah, mereka bisa saling memanfaatkan kelebihan satu sama lain untuk membentuk sebuah komunitas bersatu yang lebih tangguh dari kekuatan-kekuatan besar, sehingga tidak lagi membutuhkan AS.”

“Pemerintah-pemerintah Islam bisa berperan dalam hal ini. Namun motivasi mereka belum kuat. Ini merupakan tugas kalangan khusus Dunia Islam, yaitu politisi, ulama, ilmuwan, akademisi, kalangan berpengaruh, cendekiawan, penyair, penulis, dan analis politik-sosial untuk menciptakan motivasi dalam diri orang-orang Pemerintahan.”

“Jika selama 10 tahun media-media Dunia Islam menulis tentang persatuan, para penyair menggubah syair, para dosen memberikan analisis, dan para ulama berfatwa soal persatuan, tiada keraguan bahwa kondisi akan berubah total. Dengan kebangkitan bangsa-bangsa, Pemerintah-pemerintah akan terpaksa bergerak di jalur yang dikehendaki bangsa-bangsa.”

Ayatullah Khamenei lalu menyinggung kejahatan terang-terangan Israel di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, dan Suriah seraya menyatakan, ”Korban kejahatan mereka bukan para pejuang, namun warga biasa. Ketika Israel tidak bisa mengalahkan para pejuang Palestina, ia melampiaskan amarah kejinya terhadap bayi, anak-anak, orang sakit, dan rumah-rumah sakit.”

“Negara-negara Islam harus sepenuhnya memutus hubungan politik dengan Rezim Zionis, memperkuat serangan politik dan media, serta secara terang-terangan mendeklarasikan dukungan untuk bangsa Palestina,” tegasnya.