Pengaruh Figur Kharismatik al-Sinwar untuk Masa Depan Politik Hamas

Share

POROS PERLAWANAN– Hamas telah melewati sebuah ujian besar dengan memilih Yahya al-Sinwar sebagai Ketua Kantor Politik menggantikan Syahid Ismail Haniyeh.

Dikutip al-Alam dari al-Jazeera, pengangkatan al-Sinwar terjadi dalam sebuah fase krusial, yaitu di saat Hamas membutuhkan obat untuk lukanya (pascasyahadah Haniyeh) dan menciptakan kepercayaan diri di tengah kelompok serta para pendukungnya. Terutama setelah beredarnya rumor soal terjadinya perselisihan dan perebutan kekuasaan di Hamas, yang tentu telah dibantah oleh faksi ini.

Banyak yang meyakini, al-Sinwar adalah orang yang tepat untuk menghadapi genosida yang dilakukan Rezim Zionis di Gaza. Apalagi al-Sinwar telah membuat kelimpungan Israel, AS, dan para sekutunya dengan Badai al-Aqsa. Pemilihan al-Sinwar bukan sebuah tindakan nekat, namun justru tindakan sangat rasional. Sebab dia bukan orang radikal, tapi orang yang pragmatis dan praktis di level politik.

Al-Sinwar selalu berusaha mewujudkan kepentingan Hamas. Upayanya untuk memulihkan hubungan Hamas dengan Mesir, lawatannya ke Kairo pada September 2017, kunjungannya ke Doha dan Ankara, lawatan Kepala Badan Intelijen Mesir Abbas Kamil ke Gaza pada Mei 2021 dan pertemuannya dengan al-Sinwar untuk membahas gencatan senjata, serta pembebasan para tawanan adalah bukti bagaimana ia selalu memikirkan kepentingan Hamas.

Al-Sinwar di tahun 2018 juga telah memulihkan hubungan Iran dan Hamas, yang sempat mengeruh akibat perseteruan internal dalam isu Suriah.

Dia bahkan mengambil sikap relevan dalam memulihkan hubungan Hamas dengan Fatah, termasuk Muhammad Dahlan, salah satu pimpinan Fatah yang keluar dari faksi tersebut dan pernah bersitegang dengan Hamas dalam waktu lama. Hal ini menunjukkan kecenderungan al-Sinwar untuk berekonsiliasi dengan Fatah dan faksi-faksi Perlawanan Palestina lainnya.

Berlawanan dengan rumor bahwa dirinya menentang perundingan pertukaran tawanan, al-Sinwar justru berupaya menangani masalah ini. PM Israel Benyamin Netanyahu-lah yang menyebabkan perundingan pertukaran tawanan selalu gagal.

Dengan demikian, al-Sinwar memiliki kemampuan menemukan solusi-solusi alternatif untuk memecahkan masalah Hamas. Sebab itu, ia berdampak positif untuk kinerja politik Hamas.