Petinggi Hamas: Kami Tunggu Menlu-menlu Arab Deklarasikan Pemutusan Hubungan dengan Israel

Share

POROS PERLAWANAN– Salah seorang petinggi Hamas, Usamah Hamdan mengirim pesan kepada para Menlu negara-negara Arab. Ia mengatakan,”Musuh Zionis terus melakukan kejahatan dan genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza. Contoh paling mutakhir adalah kejahatan Israel di kamp pengungsi al-Mawasi di Khan Younis.”

Dikutip Mehr dari al-Jazeera, Hamdan menegaskan bahwa Rezim Zionis masih melanjutkan blokade dan tekanan atas warga Gaza, terutama di kawasan utara, sehingga menyebabkan kelaparan dan penyebaran berbagai penyakit di sana.

Menurutnya, Israel telah merintangi terwujudnya kesepakatan pertukaran tawanan, lantaran terus melakukan pembantaian dan kejahatan, juga mengajukan syarat-syarat yang mustahil dipenuhi.

“Kami berharap pertemuan para Menlu Arab akan memberi tekanan terhadap Rezim Zionis untuk menghentikan perang serta membuka kembali perlintasan-perlintasan Gaza,” kata Hamdan.

“Rezim Pendudukan bukan hanya mengancam bangsa Palestina, tapi juga membahayakan keamanan nasional negara-negara Arab.”

Hamdan menghendaki upaya untuk membuka perlintasan-perlintasan Gaza, memberi bantuan kemanusiaan kepada bangsa Palestina, serta mengutuk dan mengungkap kejahatan-kejahatan Rezim Zionis terhadap rakyat Palestina.

“Kami menyeru kalian untuk membela Quds dan kesucian Palestina, menghalangi terwujudnya proyek-proyek Israel, dan memutus hubungan dengan Rezim Pendudukan,” kata Hamdan ditujukan kepada para Menlu Arab.

“Kami tak sabar menanti pertemuan para Menlu Arab yang akan berujung kepada tekanan atas Israel dan para pendukungnya guna menghentikan genosida di Gaza.”

“Kami menunggu rapat para Menlu Arab untuk menghentikan hubungan politik, diplomatik, dan ekonomi dengan Israel,” pungkasnya.

Sementara itu, anggota Kantor Politik Hamas Izzat al-Rashaq membantah pernyataan Jubir Penasihat Keamanan Nasional AS John Kirby,  yang mengeklaim bahwa Hamas telah mengubah sejumlah syarat gencatan senjata.

Menurut al-Rashaq, pernyataan Kirby bahwa Hamas adalah “kendala utama terwujudnya gencatan senjata” adalah keberpihakan nyata terhadap narasi Rezim Zionis.

“Biden tidak mampu menekan Kabinet Netanyahu. Sebab itu, ia menganggap lebih mudah untuk mengkambinghitamkan Hamas serta memfitnahnya, terutama menjelang Pilpres AS,” kata al-Rashaq.

Ia menegaskan, dunia tahu bahwa yang mengajukan syarat dan tuntutan baru adalah Netanyahu, bukan Hamas.