Petinggi Hizbullah: Hanya Segitiga Emas ‘Tentara-Rakyat-Perlawanan’ yang Bisa Wujudkan Kemerdekaan Lebanon

Share

POROS PERLAWANAN – Ketua Dewan Syariat Hizbullah, Syekh Muhammad Yazbek menyatakan bahwa kemerdekaan Lebanon hanya bisa direalisasikan dengan segitiga emas Tentara, Rakyat, dan Perlawanan.

“Presiden tidak bisa dipilih tanpa adanya kesepahaman, sebab Lebanon dibuat berdasarkan kesepakatan. Namun kesepahaman harus berlandaskan fondasi-fondasi yang meliputi keutuhan dan kedaulatan Lebanon,” kata Yazbek, diberitakan al-Alam.

“Hari ini, kita berada di ambang peringatan kemerdekaan Lebanon. Namun ketika kita memikirkan negara ini, kita akan sadar bahwa kemerdekaan sejati baru terwujud ketika Perlawanan membebaskan Lebanon dari pendudukan Musuh Israel,” imbuhnya.

“Kesepahaman dan menjaga kedaulatan serta kemerdekaan negara tak bakal terwujud tanpa segitiga emas, yaitu Tentara, Rakyat, dan Perlawanan. Jika Presiden berkomitmen dengan perimbangan ini, Lebanon pun akan merdeka.”

“Kita menginginkan kekuatan Perlawanan tetap terjaga, sebab menjaga kekuatan ini akan mendatangkan kebaikan bagi Lebanon serta melindungi kemerdekaan dan kedaulatannya. Darah para syuhada kita tertumpah demi kejayaan bangsa ini, agar bangsa kita tidak mengalami peristiwa-peristiwa yang terjadi di Nablus dan kota-kota pendudukan lainnya,” tandas Yazbek.

Sebelum ini, anggota Dewan Pusat Hizbullah, Nabil Qawuq mengatakan bahwa perkembangan yang terjadi tidak bisa menghalangi Perlawanan untuk mendapatkan kesiapan serta meningkatkan kemampuan militernya, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Menurutnya, kesiapan dan kekuatan ini menjadi penangkal musuh serta melindungi sumber-sumber kekayaan Lebanon.

Wasekjen Hizbullah, Syekh Naim Qasim melalui akun Twitter-nya menyatakan, ”Kami tidak menyetujui Presiden yang membuat masalah lantaran melayani kepentingan AS dan Israel, sehingga merugikan kedaulatan, kemerdekaan, dan kebebasan Lebanon.”

Ia menambahkan, Presiden Lebanon harus memprioritaskan penyelesaian masalah ekonomi-sosial dan memerangi korupsi, kemudian disusul dengan mengatasi perselisihan antarlembaga Lebanon.