Pilih Dubes Israel Jadi Wakil Ketua Majelis Umum, PBB Makin Kehilangan Kredibilitas di Mata Bangsa-Bangsa Dunia

Share

POROS PERLAWANAN – Majelis Umum ke-77 PBB telah memilih Dubes Israel, Gilad Erdan sebagai Wakil Ketua Majelis Umum PBB; langkah yang dianggap sebagai kemenangan oleh Rezim Zionis.

Rezim Penjajah Israel adalah rezim rasis yang tidak pernah tunduk kepada aturan dan perjanjian internasional PBB. Sejak keanggotaan Israel diterima, tak satu pun resolusi Dewan Keamanan dan PBB atas Tel Aviv yang dieksekusi.

Dilansir al-Alam, kendati ditentang oleh Iran dan Suriah, PBB pada Selasa pekan lalu telah memilih Dubes Israel sebagai Wakil Ketua Majelis Umum PBB sebagai “hadiah atas kejahatan-kejahatan rasisnya”.

PM Palestina Muhammad Shtayyeh menyatakan, ini adalah upaya untuk melegitimasi penjajahan di tanah Palestina.

Setelah terpilih, Erdan langsung mengatakan, ”Saya bangga karena mewakili Israel di PBB. Saya akan berusaha melawan diskriminasi atas Israel di PBB. Ini adalah sebuah kemenangan besar dan merupakan tribun lain untuk menjelaskan fakta tentang Israel di tengah upaya berkelanjutan Palestina dan negara-negara musuh di PBB melawan kami.”

Terpilihnya Erdan, meski PBB sebelum ini pernah mengecam rasisme Israel, adalah penghinaan terhadap nilai-nilai kebebasan dan keadilan, juga ancaman bagi keamanan serta kedamaian dunia. Hal ini juga melukai perasaan bangsa Palestina yang hak-hak mereka dirampas Israel. Juga merupakan penghinaan bagi sebuah organisasi internasional yang semestinya mengakhiri penjajahan atas Palestina dan menghukum para petinggi Rezim Zionis atas kejahatan mereka.

Dalam rapat pemerintahan pada Kamis pekan lalu, Shtayyeh mengatakan, ”Kami heran atas terpilihnya Dubes Israel sebagai Wakil Ketua Majelis Umum PBB. Kami memandang hal ini sebagai upaya untuk melegitimasi Rezim Penjajah di tanah Palestina. Rezim Penjajah tidak boleh diberi imbalan atas pelanggarannya terhadap hukum internasional dan kemanusiaan.”

Forum Internasional Pembela Hak Palestina menyebut pemilihan Erdan sebagai langkah untuk memberi kekebalan hukum kepada Israel agar bisa menghindari pengadilan internasional.

Hadiah PBB ini diberikan sebulan setelah teror terhadap jurnalis Shireen Abu Akleh dan wartawan Palestina, Ghufran. Hal ini mengharuskan negara-negara anggota PBB merevisi struktur organisasi ini, sebab PBB sudah tidak lagi punya kredibilitas di mata Palestina dan bangsa-bangsa dunia. Palestina sudah 74 tahun ditindas Israel, namun belum ada keadilan yang diwujudkan untuk mereka.