Poros Perlawanan Wajib Waspada, Netanyahu Bisa Gelap Mata Saat Ditekan untuk Perundingan Pertukaran Tawanan

Share

POROS PERLAWANAN– Ditemukannya jasad 6 tawanan Israel telah memicu putaran baru demo publik di Tanah Pendudukan. Para pendemo menyerukan agar Benyamin Netanyahu menarik mundur pasukan Israel dari perbatasan Mesir, terutama poros Philadelphia.

Diberitakan Mehr, berdasarkan informasi yang sampai dari perundingan di Doha dan Kairo, tampaknya kedua belah pihak bisa dikatakan telah menyepakati secara global seluruh pasal kesepakatan. Mereka hanya berunding dalam cara pelaksanaannya.

Meski begitu, kengototan Netanyahu untuk mempertahankan pasukan di sepanjang perbatasan di atas telah membuat Hamas menolak segala bentuk kesepakatan dengan Israel. Hamas meminta dunia internasional menekan Rezim Zionis untuk menerima Resolusi 2735 tanpa syarat apa pun.

Kengototan Netanyahu bukan hanya membuat gusar Hamas, tapi juga membuat jengkel para pimpinan instansi militer-keamanan Israel. Mereka berpendapat, Tel Aviv tidak punya banyak waktu lagi untuk tawar menawar. Kesepakatan harus segera diwujudkan agar para tawanan bisa dipulangkan dalam keadaan hidup.

Poin terpenting perselisihan Netanyahu dan para pimpinan militer-keamanan Israel terkait dengan bertahannya pasukan Israel di koridor Natsarim dan Philadelphia. Netanyahu berpendapat, kawasan-kawasan itu merupakan ‘jalan tol vital’ bagi Hamas. Jika tidak dikontrol oleh Israel, dia khawatir semua capaian Tel Aviv dalam beberapa bulan terakhir akan sia-sia.

Titik perseteruan lain di tengah para pimpinan Israel adalah perbedaan pendapat Netanyahu dan Yoav Gallant terkait jumlah tawanan Palestina yang akan dibebaskan. Netanyahu meyakini, jika banyak tawanan Palestina yang dibebaskan, terutama para pimpinan politik dan komandan militer, keamanan domestik Israel akan terancam.

Di sisi lain, Gallant meyakini bahwa Tel Aviv tidak memiliki opsi lain kecuali menerima syarat Hamas untuk mewujudkan kesepakatan. Perselisihan ini juga merembet dalam masalah pengasingan para tahanan Palestina. Kubu sayap kanan radikal Zionis mendesak agar para tahanan Palestina yang dibebaskan diasingkan ke negara-negara Eropa, Turki, atau Qatar. Namun Gallant dan para pejabat keamanan berpendapat, tindakan itu akan menyebabkan masalah internasional bagi Israel di masa depan.

Netanyahu di hadapan Kabinetnya telah mengumumkan, jika dia harus memilih antara tawanan dan mempertahankan koridor Philadelphia, dia pasti akan mengutamakan yang kedua. Mungkin ini penyebab Direktur Mossad David Barnea berkata kepada ibu salah satu tawanan, bahwa “kecil kemungkinan kesepakatan pertukaran tawanan bisa diwujudkan selama Netanyahu masih berkuasa.”

Setelah ditemukannya jasad 6 tawanan Israel, lebih dari 350 ribu orang turun ke jalanan pada Minggu malam 1 September lalu. Mereka mendesak agar Netanyahu menjalin kesepakatan sesegera mungkin dengan Hamas.

Pengalaman selama 10 bulan terakhir menunjukkan, ketika Netanyahu berada di bawah tekanan AS atau publik, dia akan melakukan “aksi bunuh diri” dengan menciptakan krisis di luar Israel. Tujuannya adalah membuyarkan konsenstrasi para penentang dan pengkritiknya. Serangan ke Konsulat Iran di Damaskus dan teror terhadap Ismail Haniyeh terjadi di saat Netanyahu ditekan keras untuk menerima gencatan senjata dan menghentikan agresi di Gaza.

Sebab itu, Poros Perlawanan mesti waspada dan siap siaga penuh serta tidak membiarkan Rezim Zionis memulai petualangan baru. Dengan kata lain, Netanyahau mungkin akan menginstruksikan teror terhadap para pimpinan terkemuka Perlawanan atau menyerang basis-basis Hamas di Lebanon atau kawasan lain. Tujuannya adalah meningkatkan ketegangan di Kawasan demi membuat isu perundingan pertukaran tawanan terpinggirkan.