Pro-Zionis, Austria Kibarkan Bendera Israel di Gedung-Gedung Pemerintahan, Menlu Iran Batalkan Kunjungan ke Wina

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif telah membatalkan perjalanan resminya ke Austria karena negara tersebut mengibarkan bendera Israel di kantor-kantor Pemerintah di Ibu Kota, Wina, di tengah agresi tanpa henti rezim pendudukan terhadap warga Palestina.

Stephanie Lajinstein, seorang jurnalis Austria, mengumumkan melalui akun Twitternya pada Sabtu bahwa perjalanan Zarif telah dibatalkan pada menit terakhir karena pengibaran bendera Israel.

“Pembatalan perjalanan ini tidak akan mengubah hubungan tradisional dan saluran komunikasi kami yang baik dengan Iran. Akan tetapi kami tidak akan membuat pernyataan solidaritas kami dengan Israel bergantung pada kunjungan diplomatik negara lain,” tambahnya.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi sebelumnya mengutuk Austria karena mengibarkan bendera Israel di atas kantor-kantor Pemerintah di Wina, tempat di mana pembicaraan intensif mengenai kebangkitan kesepakatan nuklir Iran 2015 sedang berlangsung.

Araqchi memuji Wina dalam tweet pada Jumat sebagai “tuan rumah yang hebat untuk negosiasi” dan menyebut langkah Austria bersolidaritas dengan Israel “mengejutkan dan menyakitkan” karena rezim Zionis, selama beberapa hari terakhir, menewaskan sejumlah orang tak berdosa di Jalur Gaza.

“Wina adalah markas IAEA & PBB, dan Austria sejauh ini menjadi tuan rumah yang hebat untuk negosiasi”, tulis Araqchi. “Mengejutkan dan menyakitkan melihat bendera rezim pendudukan, yang secara brutal membunuh puluhan warga sipil tak berdosa, termasuk banyak anak-anak hanya dalam beberapa hari, di atas kantor Pemerintah di Wina. Kami mendukung Palestina”.

Kanselir Austria, Sebastian Kurz sebelumnya menyampaikan belasungkawa kepada rezim Israel dan memerintahkan pengibaran bendera entitas ilegal di atas kantor-kantor Pemerintah di Ibu Kota.

Tindakan itu dilakukan dengan latar belakang unjuk rasa pro-Palestina yang diadakan di Wina awal pekan ini atas pemboman tanpa henti Tel Aviv di Jalur Gaza dan kekejaman Israel di wilayah Palestina.

Gaza dan wilayah Palestina lainnya telah mendidih dengan kemarahan atas kebijakan perampasan tanah Israel di Yerusalem (al-Quds) serta penodaan rezim terhadap kompleks Masjid al-Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam.

Ketegangan meningkat menjadi konflik yang lebih luas antara Gaza dan Israel, beberapa hari setelah rezim di Tel Aviv melancarkan tindakan keras terhadap jemaah Palestina di Masjid al-Aqsa selama hari-hari terakhir bulan suci Ramadan.