Publik Domestik Israel Kritik Syarat Baru Netanyahu untuk Pertukaran Tawanan

Share

POROS PERLAWANAN-Mengutip dari sejumlah sumber Zionis, Kanal 13 Israel melaporkan syarat baru yang diajukan Benyamin Netanyahu untuk pertukaran tawanan dengan Hamas. PM Israel itu mensyaratkan, tawanan Palestina yang pernah membunuh orang Zionis harus diasingkan dari Gaza dan Tepi Barat.

Diberitakan al-Alam, Kanal 13 menyatakan bahwa syarat-syarat baru Netanyahu menghalangi tercapainya kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas.

Stasiun televisi Israel ini juga mengungkap kritik pedas Tim Negosiator Israel terhadap Netanyahu. Kanal 13 mengabarkan kemungkinan mundurnya wakil Militer Israel Nitzan Alon dari tim tersebut.

Dengan adanya kemungkinan ini, Kantor PM Israel sedang mencari pengganti untuk Alon.

Di sisi lain, NBC News menukil dari seorang pejabat Rezim Zionis bahwa AS memberikan tekanan keras demi mewujudkan gencatan senjata. Presiden Joe Biden diklaim mengupayakan agar kesepakatan ini diwujudkan saat ia masih menghuni Gedung Putih.

“Para negosiator Israel tiba di Kairo untuk melanjutkan perundingan pertukaran tawanan dengan Hamas. Namun mereka meninggalkan Ibu Kota Mesir tanpa kemajuan yang signifikan,” ujar pejabat itu kepada NBC News.

Beberapa waktu lalu, pertemuan Netanyahu dengan keluarga para tawanan di AS berakhir ricuh. Dalam pertemuan itu, Netanyahu berkata bahwa Hamas harus ditekan secara militer. Israel juga harus menolak syarat apa pun yang diajukan faksi tersebut.

Saat berbicara tentang masalah ini, keluarga para tawanan memotong pembicaraan Netanyahu dan menentang keras pendiriannya.

KAN melaporkan bahwa keluarga para tawanan Israel dan AS memperingatkan Netanyahu agar menerima kesepakatan pertukaran tawanan. Mereka menegaskan bahwa kesepakatan harus diterima walau hanya demi membebaskan satu tawanan.

Menurut KAN, Penasihat Netanyahu dibuat naik darah oleh tuntutan keluarga para tawanan. Demi menjustifikasi sikap Netanyahu terkait perundingan, ia berkata kepada mereka bahwa Hamas-lah yang tidak menghendaki kesepakatan. Padahal para petinggi Hamas berulang kali mengutarakan tekad mereka untuk menyetujui proposal Joe Biden soal pertukaran tawanan.