Puluhan Serdadu Israel Rela Dihukum daripada Kembali ke Gaza

Share

POROS PERLAWANAN– Harian Haaretz pada Selasa 27 Juni melaporkan, puluhan serdadu cadangan Militer Israel yang telah mengambil cuit menolak kembali ke medan perang Gaza.

Diberitakan Fars, laporan Haaretz menyebutkan bahwa mereka tidak bakal kembali ke Gaza, bahkan meski mereka harus dijatuhi hukuman.

Pembangkangan ini terjadi di saat Militer Israel menghadapi masalah kekurangan personel. Sehubungan dengan ini, Kanal 12 Israel beberapa waktu lalu mengumumkan, Kepala Staf Umum Militer Herzi Halevi mengirim surat kepada para pimpinan politik Rezim Zionis. Dalam surat tersebut, Halevi memberi tahu dirinya memerlukan 4.500 personel lagi agar bisa melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.

Di sisi lain, perang Gaza menyebabkan para serdadu Israel mengalami depresi dan tekanan kejiwaan berat. Pada pekan lalu, harian Jerusalem Post memberitakan, ribuan serdadu Israel kembali dari Gaza mengidap gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Menurut laporan Jerusalem Post, lebih dari 10 ribu serdadu cadangan Militer Israel meminta layanan perawatan kejiwaan.

Beberapa waktu lalu, Halevi kembali bersuara soal pentingnya merekrut orang-orang Yahudi Ortodoks untuk ditugaskan di medan perang.

“Pemanggilan kelompok Ortodoks untuk wajib militer kini menjadi sebuah kebutuhan krusial. Kita membutuhkannya demi memperkuat Militer,” cuit Halevi di laman pribadi X-nya.

“Saya bisa memahami sepenuhnya bahwa orang-orang yang telah bertugas selama 8 bulan dan jauh dari keluarga, menghendaki kesetaraan dalam wajib militer. Kami akan mengerahkan usaha keras dalam hal ini.”

Para Yahudi Ortodoks tidak diwajibkan untuk mengikuti wajib militer. Para anggota radikal Kabinet Netanyahu, termasuk Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich, adalah para penentang keras perekrutan kelompok Yahudi Ortodoks.

Pro dan kontra ini memicu pertikaian di Tanah Pendudukan. Banyak orang Israel yang menilai tindakan ini sebagai diskriminasi nyata di tengah masyarakat Zionis.