Raja Saudi Jatuh Sakit, Pasukan Twitter Bin Salman Mulai Gencar Serang Rival Beratnya, Bin Nayef

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, sejumlah media mengabarkan bahwa seiring dengan dirawatnya Raja Salman di rumah sakit, ada banyak pesan di Twitter yang menyerang mantan Putra Mahkota Saudi, Muhammad bin Nayef.

Menurut laporan Reuters, akun-akun di Twitter tersebut menuding Bin Nayef sebagai koruptor. Dua sumber Reuters mengatakan, tujuan dari banjir tweet ini adalah mereduksi kredibilitas mantan Putra Mahkota itu, sebelum ia dijatuhi dakwaan demi melapangkan jalan Muhammad bin Salman menuju singgasana.

Bin Nayef dilengserkan dari posisi Putra Mahkota pada tahun 2017 dalam sebuah kudeta dari dalam Istana Saudi. Posisinya lalu diambil alih oleh Bin Salman. Tweet-tweet anti-Bin Nayef telah dimulai sejak hari Jumat 17 Juli, yang juga menargetkan asistennya sekaligus mantan pejabat Saudi, Saad al-Jabri.

Dua sumber anonim itu mengatakan kepada Reuters, bahwa banjir tweet itu dikelola oleh pengguna Twitter yang berafiliasi kepada Pemerintah Saudi. Tujuannya adalah menggiring opini umum untuk mengarahkan tuduhan resmi korupsi kepada Bin Nayef.

“Sejak bulan Maret lalu, mereka sudah sibuk menyiapkan dokumen melawan Bin Nayef,” kata seorang sumber.

Menurutnya, para pengguna Twitter itu berniat menodai citra rival Bin Salman tersebut.

Sumber kedua Reuters menyatakan, serangan-serangan di Twitter ini mendapat dukungan dari pihak Pemerintah. Sebab, sejumlah tokoh terkemuka Saudi, yang dekat dengan Bin Salman, juga memviralkan tweet-tweet tersebut.

Rival Utama Bin Salman

Sebelum disingkirkan dari posisinya, Bin Nayef merupakan saingan utama Bin Salman untuk menjadi Raja Saudi. Selain memegang kendali pasukan keamanan Saudi, Bin Nayef juga memiliki hubungan dekat dengan biro-biro intelijen Barat. Dia juga disukai oleh kalangan konservatif yang telah dipinggirkan oleh Bin Salman.

Pemerintah Saudi menangkap Bin Nayef sejak Maret lalu dan menahannya bersama dua pangeran lain di tempat yang belum diketahui.

Sebelum ini, sejumlah media internasional, termasuk New York Times, mengabarkan Rezim Saudi menggunakan “robot dan troll di dunia maya” untuk menyebarkan pesan-pesan pro-Saudi.

New York Times pada 20 Oktober 2018 lalu melaporkan, Bin Salman telah menginstruksikan sejumlah Badan yang disebut “Troll Farm” di Riyadh. Tujuannya adalah membungkam para penentang Klan Saud di dunia maya dan memublikasikan dukungan untuk Kerajaan. Ratusan orang dikabarkan bekerja di Badan-badan tersebut.