Ribuan Artefak Langka yang Dicuri dari Yaman Dilelang di AS dan Eropa

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, lebih dari 4.265 artefak telah dijarah, diselundupkan ke luar Yaman, dan dijual dalam pelelangan di 6 negara, sebuah laporan baru mengungkapkan.

Pada Kamis, Pusat Studi Arkeologi al-Hudhud menerbitkan sebuah laporan yang mendokumentasikan pencurian barang antik Yaman dan penjualannya di lelang internasional.

Laporan itu mengatakan bahwa artefak-artefak tersebut dijual di Amerika melalui 5 lelang, Inggris melalui 4 lelang, Prancis melalui 3 lelang, 2 lelang di rezim apartheid Israel, dan 1 lelang di Jerman dan Belanda.

Dikatakan bahwa jumlah barang yang dijual dan ditampilkan berjumlah 2.167 artefak di AS, sementara 501 artefak diselundupkan ke rezim Israel dan dijual di sana.

Laporan itu juga mengatakan bahwa pusat al-Hodhod mampu mengenali 2.523 artefak yang telah terjual sejauh ini, dengan perkiraan nilai $12 juta. Beberapa barang bernilai $800.000, seperti manuskrip yang berasal dari abad kelima belas Masehi.

Pusat tersebut mengonfirmasi dalam laporannya bahwa statistik awal menunjukkan bahwa 1.384 artefak kini tersebar di 7 museum internasional.

Sebelumnya pada Agustus, sebuah dokumen rahasia mengungkapkan bahwa seorang pejabat tinggi dari administrasi buronan mantan Presiden Yaman, Abd Rabbuh Mansur Hadi, berhubungan dekat dengan jaringan kriminal yang menjarah barang-barang arkeologi dan karya seni dari situs warisan kuno di seluruh Yaman, dan menjualnya ke penyelundup barang antik.

Sejak perang dahsyat yang dipimpin Saudi di Yaman pada 2015, pasukan Saudi dan Emirat telah meningkatkan lalu lintas barang antik untuk mendukung negara-negara Barat sambil membuat kelaparan dan membom penduduk Yaman. Menurut perkiraan, satu juta artefak budaya yang dijual seharga jutaan dolar telah diselundupkan ke luar negeri, termasuk patung, koin, manuskrip, dan prasasti.