Sekjen Hizbullah: Prosesi Pengiringan Jenazah Presiden Iran Kirim Pesan Kuat kepada Musuh

Share

POROS PERLAWANAN– Dalam pidato peringatan meninggalnya Presiden Iran dan rombongannya, Sayyid Hasan Nasrallah menyatakan bahwa dalam periode krusial menghadapi arogansi global saat ini, kubu Perlawanan kehilangan para pejuang besarnya.

“Kembali saya tekankan bahwa kita perlu mengenal orang-orang ini serta memperkenalkan mereka kepada generasi muda. Mereka sendiri tidak butuh sanjungan kita, namun kita yang perlu belajar dari mereka. Teladan bukan hanya Nabi atau Imam saja, tapi dalam beberapa kasus, Presiden, Wali Kota, ibu, istri, bahkan seorang buruh pun bisa menjadi teladan. Tanpa ada teladan-teladan ini, orang hanya bisa bicara teori. Para teladan inilah yang bisa mengenalkan kita dengan nilai-nilai,” kata Sayyid Nasrallah, diberitakan al-Alam.

“Salah satu tindakan terpenting Syahid Raisi adalah membuang birokrasi yang bertele-tele, sehingga mencegah tutupnya sejumlah besar pabrik. Ia bekerja siang malam dan menganggap dirinya sebagai abdi rakyat. Dia hadir di semua tempat, terutama di kawasan-kawasan terpencil. Ia mendatangi tempat-tempat yang dilanda musibah. Orang-orang terdekatnya adalah kalangan duafa.”

“Setiap Presiden di Iran menghadapi 2 tantangan. Pertama adalah masalah ekonomi, yaitu sanksi-sanksi. Kedua adalah politik luar negeri dan hubungan dengan negara-negara lain. Sejak masa Revolusi Islam, Iran selalu menghadapi 2 tantangan ini, namun tetap bertahan melawan semua tekanan dan kesulitan.”

“Dr, Abdollahian sering berkunjung ke Lebanon. Pekan ini rencananya ia akan melawat ke Lebanon, namun ajal tak memberinya kesempatan. Benar bahwa strategi umum Iran dibangun atas dukungan kepada Perlawanan. Namun Syahid Abdollahian secara pribadi benar-benar meyakini hal ini.”

Sekjen Hizbullah menyinggung propaganda berbagai media yang berusaha mendiskreditkan Ayatullah Ali Khamenei, Presiden Raisi, dan Republik Islam Iran. Mereka berupaya mengesankan bahwa Republik Islam tidak mendapat dukungan dari rakyat Iran.

“Selama 40 tahun kalian menunggu terwujudnya klaim-klaim dusta kalian. Namun ini tidak dan tak bakal terjadi. Sebelum gugurnya Ayatullah Raisi diketahui, banyak pihak yang mengeklaim bahwa rakyat Iran tidak memedulikan kejadian ini. Mereka menanti terwujudnya klaim-klaim tersebut. Namun mereka melah menyaksikan jutaan orang yang mengiringi jenazah syuhada di Tabriz, Teheran, Mashad, Birjand, dan kota-kota lain.”

“Kehadiran masyarakat Iran di prosesi ini sangat besar dan berskala jutaan. Kehadiran mereka memiliki pesan yang kuat. Ini adalah prosesi pengiringan jenazah besar ketiga sepanjang sejarah manusia. Yang pertama adalah pengiringan jenazah Imam Khomeini, kedua Syahid Qassem Soleimani, dan ketiga adalah Presiden Iran,” tandas Sayyid Nasrallah.