Serangan ke Isfahan dan Statemen Aneh Ukraina

Share

POROS PERLAWANAN – Operasi drone yang gagal di Isfahan terjadi di tengah kebungkaman para pejabat Israel dan dibesar-besarkannya berita ini oleh media-media Zionis. Namun model operasi yang berkaitan dengan beragam bentuk permusuhan Israel dengan Iran selama tahun-tahun lalu telah menunjukkan benak para analis politik hanya ke arah Rezim Zionis.

Dengan berkuasanya Kabinet radikal sayap kanan Zionis di Tanah Pendudukan, kecemasan akan runtuhnya rezim ini terus menghinggapi hati Benyamin Netanyahu. Oleh karena itu, setelah kosongnya 2 pos Kementerian Israel baru-baru ini, Netanyahu berusaha mencegah keruntuhan dini Pemerintahannya dengan segala cara.

Gelombang demo yang diikuti ratusan ribu orang di Tanah Pendudukan juga semakin bergelora di tiap pekan. Warga Arab di Tanah Pendudukan juga terlihat cukup mencolok di tengah orang-orang Zionis yang menentang Netanyahu. Hal ini membuat mimpi buruk Netanyahu semakin buruk.

Selain itu, bangkitnya perlawanan baru di Tanah Pendudukan, yang direpresentasikan dengan gamblang oleh 2 operasi berani syahid beruntun di Quds pada Jumat dan Sabtu pekan lalu, kian mempersulit posisi Netanyahu dan menguras energinya.

Dalam 2 operasi ini, yang dilakukan segera setelah serbuan Tentara Israel ke Jenin, jumlah orang Zionis yang tewas setara dengan jumlah syuhada di Jenin. Kecepatan dan volume operasi pembalasan ini sulit dipercaya oleh orang-orang Zionis.

Dalam situasi semacam ini, Netanyahu memilih untuk mengarahkan krisis ke luar perbatasan Israel dengan melancarkan serangan ke fasilitas militer Iran di Isfahan. Ia berharap bahwa serangan ini akan mengalihkan perhatian publik dari kerentanan kondisi Israel. Sebelum ini, tindakan serupa kerap dilakukan dalam bentuk serangan ke Suriah yang diklaim “menargetkan basis-basis Iran” di negara tersebut.

Dalam situasi ini, Penasihat Zelensky merilis statemen di Twitter dan mengaitkan Ukraina dengan serangan drone di Isfahan. Meski ini adalah tindakan bodoh dan sangat gegabah secara perhitungan politis, namun setidaknya ini bisa dianggap sebagai “karangan bunga yang dikirim Mykhailo Podolyak kepada Netanyahu di tengah kondisi sulit yang dihadapi Israel”.

Tak seorang pun yang mengetahui apa manfaat yang bisa didapat Ukraina dari pernyataan sikap semacam ini. Harus dicamkan bahwa hingga kini, para pejabat Israel pun tidak berani secara terbuka menyatakan keterlibatan dalam serangan ke Isfahan.

Tampaknya para pejabat Ukraina lupa bahwa menerima proyek perluasan NATO di Kawasan akan mendatangkan konsekuensi besar bagi rakyat Ukraina dan tidak memberikan manfaat apa pun kepada mereka.