Syekh Naim Qasim: Latihan Perang Hizbullah adalah Pesan Kesiagaan

Share

POROS PERLAWANAN -Wasekjen Hizbullah, Syekh Naim Qasim mengatakan bahwa latihan perang Hizbullah pada Minggu 21 Mei adalah latihan perang pertama dalam jenisnya, serta membawa pesan keteguhan dan kesiapan.

“Rezim Zionis dan para pendukungnya harus tahu bahwa perlawanan Hizbullah bukan sebuah perlawanan sekilas, namun memiliki akar pada negeri ini. Tujuannya adalah kebebasan dan kemerdekaan Lebanon,” tandas Syekh Qasim, diberitakan al-Alam.

“Senjata kita bukan untuk memainkan peran politik, tapi demi perlawanan. Andai bukan karena senjata-senjata ini, bukan hanya Lebanon tidak bisa bebas, tapi Israel juga akan membangun permukiman-permukiman Zionis di beberapa titik,” imbuhnya.

“Lebanon tidak akan pernah kembali ke masa kelemahannya, ketika ia bergantung kepada Barat dan merupakan benteng bagi Israel. Kita menginginkan Lebanon yang teguh di hadapan Rezim Zionis dan para agresor. Oleh karena itu, Lebanon harus tetap kuat.”

“Sebagian musuh politik kita tidak percaya kepada Perlawanan, bahkan jika Lebanon diduduki. Sebab itu, mereka menargetkan persenjataan Hizbullah. Namun Perlawanan akan tetap bertahan.”

“Persenjataan kita untuk menghadapi Rezim Zionis. Senjata-senjata Perlawanan adalah hal yang bisa menangkal rezim ini,” pungkasnya.

Sementara itu, dalam tanggapan pertama terhadap latihan perang Hizbullah, Ketua Komite Intelijen Militer Israel mengatakan bahwa Sayyid Hasan Nasrallah menempatkan mereka di ambang perang.

“Dengan meluncurkan drone dari Suriah, Nasrallah melakukan sebuah kekeliruan yang bisa saja berujung kepada sebuah pertempuran besar,” ujarnya.

“Segala bentuk peningkatan ketegangan atas kita dari Suriah atau Lebanon mungkin saja menyebabkan perang besar dengan Hizbullah,” lanjutnya.

Menjelang peringatan ke-23 pembebasan selatan Lebanon, Hizbullah pada Minggu lalu mengadakan latihan perang besar. Tujuannya adalah memamerkan kesiapan Perlawanan guna melindungi tanah Lebanon.

Pada 25 Mei 2000, Rezim Zionis menderita kekalahan telak di hadapan Hizbullah, yang memaksanya angkat kaki dari selatan Lebanon. Hari tersebut diperingati di Lebanon sebagai “Idul Muqawamah (Hari Perlawanan”.